Masih Akan Berlibur Akhir Tahun, Wisatawan Siap-siap di Rapid Antigen di Lokawisata Baturraden
ANTIGEN : Salah satu pengunjung lokawisata Baturraden sukarela mengikuti rapid antigen yang digelar oleh Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah secara gratis. AAM JUNI RESTINO/RADAR BANYUMAS Adi masih sesekali memejamkan mata. Dari matanya kaluar air. Ia tidak tengah bersedih. Tapi masih merasakan geli. Ia baru saja melakukan rapid antigen di lokawisata Baturraden. "Lumayan geli," katanya. https://radarbanyumas.co.id/efek-rapid-test-antigen-bagi-pendatang-lokawisata-baturraden-sepi-pengunjung/ Rapid itu ia ikut sukarela. Karena ia ingin tahu kondisinya paska berpergian ke luar kota. "Pertama sukarela, habis luar kota kemarin sudah rapid Bandung, Jakarta. Memang untuk mengetahui kondisi secara dini," jelas warga asli Banyumas itu. Apapun hasilnya nanti ia siap. Ia sebut itu demi anak dan juga keluarga. "Siap apapun hasilnya," ujarnya. Rasa geli saat rapid antigen juga dirasakan wisatawan asal Bogor, Dian Rianto. Ia ikut rapid antigen bukan sukarela. Melainkan atas dasar kesadaran. "Rasanya geli, mau bersin. Kesadaran karena habis berkerumun di tempat umum," ucapnya. Soal tes rapid antigen di tempat wisata, Kasi SDM Kesehatan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Heri Purnomo mengatakan, itu merupakan program dari provinsi. Di Jawa Tengah ada 11 titik untuk program itu. Terdiri dari rest area dan juga tempat wisata. Rapid antigen ia sebut, sifatnya acak. Dan tidak ada paksaan. "Ada kegiatan antigen secara random di 11 titik di Jawa Tengah dibagi di rest area tol yang ke arah Brebes dan Solo. Dan juga beberapa obyek wisata yang jadi titik kerumunan orang. Ini dalam rangka libur panjang, orang pada datang sehingga kita rapid antigen harapannya dari luar kota mencegah agar tidak masuk ke Jawa Tengah, nanti kita akan koordinasi," ujarnya kepada Radarmas, Kamis (24/12). Kuota rapid antigen per titik ia jelaskan, sekitar 100-150 kuota. Hasil pemeriksaan ia katakan, sudah bisa keluar dalam 15 menit. "Kalau yang reaktif kalau orang lokal langsung kita koordinasikan dengan dinas kesehatan kabupaten atau kota, untuk ditindaklanjuti. Untuk luar daerah kita koordinasikan dengan daerah yang bersangkutan," jelasnya. Alih-alih melakukan rapid biasa atau antibodi, pihaknya memilih rapid antigen. Pertimbangannya? Validitasnya lebih tinggi. "Validitasnya sekitar 85%. Kalau rapid biasa itu 65%," paparnya. Rencananya rapid antigen serupa juga akan dilakukan lagi di tempat wisata yang ada di Banyumas. "Insyaa Allah tanggal 27 Desember ada lagi, rencananya begitu," tuturnya. Dari 109 pemeriksaan rapid antigen di Lokawisata Baturraden, ia sebut ada 1 yang reaktif dari wisatawan lokal. "Yang reaktif langsung ditangani oleh Dinas Kesehatan Kabupaten untuk ditindaklanjuti. Kata temennya sih sebelumnya memang agak demam dan badannya nggreges-nggreges," paparnya. Sementara itu Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Dinporabudpar) Kabupaten Banyumas Asis Kusumandani mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan dari provinsi. Ia yang menentukan lokasi rapid antigen itu dari provinsi. "Ini persiapan dalam rangka Nataru juga dalam rangka pencegahan dan penanggulangan Covid-19. Sifatnya random," ujarnya. Berdasarkan pantauan langsung Radarmas, selain pengunjung Lokawisata Baturraden yang dirapid, terlihat pula Kepala Dinporabudpar Kabupaten Banyumas dan juga karyawan UPTD Lokawisata Baturraden ikut tes rapid antigen. Terpisah Wakil Bupati Banyumas Sadewo Tri Lastiono mengatakan, hal tersebut merupakan program dari provinsi. Soal dampak yang ditimbulkan dari adanya rapid antigen ia sebut memang protokolnya begitu. Semua tempat wisata yang ditunjuk provinsi akan dilakukan rapid antigen. "Tidak juga. Sekarang saja jumlah wisatawan sudah menurun," pungkasnya. (aam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: