213 PKL di Paguyuban Sehati Alun-Alun Purwokerto Bingung, Paguyuban: PKL di Alun-Alun Belum Diberikan Solusi
PKL Alun-alun Purwokerto. Ahmad Erwin/Radar Banyumas PURWOKERTO- Selama hampir 6 bulan belum diperbolehkannya untuk memulai aktivitas berjualan di Alun-Alun Purwokerto, nasib para PKL Alun-alun Purwokerto dalam paguyuban Sehati semakin buruk. Hingga akhirnya, melakukan aktivitas berjualan mandiri yaitu dengan menjadi pedagang musiman yang konsekuensinya harus diusir-usir oleh Satpol PP pada siang hari. Mereka di setiap malam yang berjualan di Paguyuban Sehati Alun-Alun Kota Purwokerto menggelar aktivitas berdagang di pinggir jalan utama depan BNI Cabang Purwokerto. Hal itu dilakukan lantaran untuk tetap memenuhi kebutuhan sehari-hari, dimana pada masa pandemi covid 19 ini, pihaknya akui mendapatkan dampak yang sangat tidak menguntungkan. "Dengan adanya covid kami selaku PKL disitu kami mematuhi peraturan yang ada karena itu memang peraturan dari Pemerintah untuk sementara kita berhenti dulu usaha di Alun-Alun, di samping itu juga kan ada pemugaran dan pembenahan rumput dan saat itu janjikan hanya 1 bulan tetapi sampai sekarang sudah hampir 6 bulan tetapi kami juga belum bisa usaha disitu," kata Sugiyanto, Pengurus Humas Paguyuban PKL Sehati Alun-Alun Kota Purwokerto kepada Radarbanyumas.co.id. Sugiyanto juga menjelaskan, dalam hal itupun pihaknya sampai saat ini belum mendapatkan solusi dari Pemerintah. "Terus dari pihak Pemerintah dalam hal ini Bupati, buat kami sebagai PKL di Alun-Alun itu belum diberikan solusi. Nah untuk sementara ini kami selaku PKLkan, membutuhkan pemasukan nafkah keluarga, apalagi juga kami punya anak-anak yang juga sekolah, dan belum lagi sekarang sekolah online itu mengeluarkan banyak uang karena harus beli data," tambahnya. Dimana dengan 213 anggota paguyuban PKL Sehati Alun-Alun Kota Purwokerto yang saat ini aktif, karena terdampak penutupan alun-alun sebagian besar akhirnya menjadi pedagang mandiri, dan setiap malamnya terdapat 15 PKL yang berdagang di depan Kantor BNI Purwokerto. "213 anggota Paguyuban aktif. Kalau sekarang pada berdagang mandiri, tetapi Satpol PP turun juga, kami tuh bingung harus bagaimana. Dan kalau malamnya sekarang sudah sekitaran 15 PKL di depan BNI sekitar Alun-alun, dan sedikit di Ragasemangsang," jelasnya. https://radarbanyumas.co.id/diusir-usir-nasib-pkl-makin-ambyar-paguyuban-pkl-sehati-alun-alun-purwokerto-minta-keadilan/ Dimana dengan berjualan di pinggir jalan utama Jalan Jenderal Soedirman itu, Aliyanto, Ketua Paguyuban Sehati Alun-Alun Purwokerto mengungkapkan, meski itu membahayakan tetapi itu tetap dilakukan lantaran untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Kami juga menyadari bahwa dengan aktivitas kami di depan BNI itu memang membahayakan karena itu jalan utama, tetapi mau bagaimana lagi kami juga butuh," ungkapnya. Tetapi dengan adanya aktivitas mereka berjualan di depan BNI tersebut, pihaknya juga mengakui, meski dibiarkan berjualan akan tetapi setiap ada kerumunan pengunjung pasti selalu dibubarkan. "Selama inikan musim sepeda itu banyak yang beli, itukan diusir-usir gak boleh ada kerumunan, dibiarkan berjualan tapi pengunjungnya diusir itukan sama aja tidak ada omset, dan itu biasanya setiap malam, dalam artian setiap ada kerumunan pasti diusir bukan hanya satpol PP tapi Polisi dan PM jga," pungkasnya. (win)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: