Kasus Leptospirosis Banyumas Paling Tinggi di Jawa Tengah

Kasus Leptospirosis Banyumas Paling Tinggi di Jawa Tengah

Pengecekan sampel tikusPengambilan sampel : Tim Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor Reservoar Penyakit Salatiga, saat pengambilan sampel tikus di Desa Kemawi, Somagede, untuk dilakukan penelitian lebih lanjut. PURWOKERTO - Setelah pengambilan sampel tikus yang diduga sebagai penyebab dari kematian 1 warga yang ada di Desa Kemawi akibat penyakit leptospirosis, Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas juga memberikan angka terkait dengan penyakit tersebut. Bahkan, angka penemuan kasus penyakit leptospirosis di Kabupaten Banyumas selama tahun 2019 menjadi yang paling tinggi se-Jawa Tengah. Baca juga : Banyumas Bisa Disandingkan Jogja Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyumas, Sadiyanto, S.K.M., M.Kes., mengatakan, selama bulan Januari hingga Desember tahun 2019, tercatat terdapat sebanyak 150 kasus leptospirosis. Dari sebanyak kasus tersebut, 4 penderita diantaranya meninggal dunia. "Pada tahun 2020, sampai hari ini (Senin, red), sudah 4 kasus leptospirosis dengan 1 korban meninggal dunia," ujarnya melalui Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P), H. Dwi Mulyanto, S.K.M., Senin (24/2). Dwi menjelaskan, dari 4 kasus tersebut, terjadi di wilayah Sumpiuh dengan 2 kasus, Ajibarang dengan 1 kasus, dan Somagede dengan 1 kasus. Sementara itu, kasus yang meninggal dunia terjadi di Desa Kemawi, Kecamatan Somagede. Baca juga : - 2 Warga Kemawi Terjangkit Penyakit Leptospirosis, 1 Meninggal Dunia - Mobil Oleng, Pasutri Pengendara Motor Tewas Tertabrak "Angka kasus leptospirosis di Banyumas tinggi, karena survailans puskesmas dan rumah sakit aktif. Ada gejala-gejala panas, mata kuning, dan tarikan pada betis, bisa cepat diketahui sebagai leptospirosis," imbuhnya. Dirinya memberikan imbauan kepada seluruh masyarakat, untuk mencegah penularan penyakit tersebut, dengan cara melindungi diri, menjaga kebersihan, diantaranya dengan rajin cuci tangan ketika bersentuhan dengan hewan yang bisa menjadi media atau pemicu penyebaran kuman leptospira, termasuk kucing dan anjing. (yda)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: