Purwokerto Kian Bertumbuh, Penataan PKL Harus Diperhatikan
Geliat Kota Purwokerto yang kian bertumbuh, penataan PKL diakui masih jadi PR. Marak PKL yang berjualan di area GOR Satria Purwokerto di trotoar, padahal bukan peruntukannya. PURWOKERTO - Ketua Komisi 3 Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Rachmat Imanda, mengakui jika persoalan penataan PKL masih menjadi pekerjaan rumah. Tidak adanya lahan Pemerintah Daerah yang strategis, masih menjadi persoalan klasik dalam penataan PKL (Pedagang Kaki Lima). "Memang jadi PR itu," ujarnya kepada Radar Banyumas, Senin (3/2). Rachmat menambahkan, ada beberapa opsi atau pilihan yang bisa dilakukan dalam menata PKL tersebut. Salah satunya, dengan membuat kantong-kantong penampung PKL ataupun shelter kuliner, menjadi opsi yang dinilai paling masuk akal. "Salah satunya seperti itu. Bisa seperti di Pasar Manis, sore hingga malam dimanfaatkan untuk kuliner PKL," imbuhnya. Persoalan menata PKL memang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Mencari lahan Pemerintah Daerah yang memiliki lokasi strategis di pinggir jalan bukanlah hal yang mudah. Bahkan, jika ada, harganya juga tidaklah murah. "Kalau tidak ada biaya terlampau tinggi. Belum lagi, lokasi tanah tidak selalu pas dengan yang diinginkan PKL," tegasnya. Baca juga : Taman Kota Sumpiuh Ditata, PKL yang Melanggar akan Ditindak Dirinya mengungkap, persoalan PKL tidak hanya dihadapi di Purwokerto Saja. Pemerintah dikatakannya telah berusaha untuk melakukan berbagai macam upaya dalam menata PKL. Tidak hanya itu saja, geliat Kota Purwokerto yang kian bertumbuh, butuh penataan yang jauh lebih kompleks. Keindahan dan ketertiban kota wajib diperhatikan, dengan tidak menggunakan trotoar sebagai area atau tempat berjalan. Karena, trotoar sendiri memang peruntukannya bagi pejalan kaki. (aam)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: