Buku Saku Karakter Digital: Alternatif Penguatan Pendidikan Karakter Bagi Generasi Milenial
Oleh : Azmi Fitriati, Subuh Anggoro & Sri Harmianto Universitas Muhammadiyah Purwokerto Karakter telah terbukti dapat meningkatkan motivasi akademik, kinerja akademik, self esteem, self efficacy, dan kualitas hubungan dengan rekan. Pendidikan karakter akan memanusiakan, membebaskan alam pikir siswa dalam meraih cita, menghaluskan akal budi, membuatnya tangguh, kuat dan siap menghadapi tantangan kehidupan global. Pemerintah telah menerbitkan Perpres no.87/2017, mengenai Penguatan Pendidikan Karakter. Perpres ini bertujuan membangun dan membekali siswa sebagai generasi emas Indonesia tahun 2045. Penguatan pendidikan karakter merupakan solusi atas permasalahan sosial terutama yang terkait dengan siswa, seperti peningkatan kriminalitas, pergaulan bebas, penggunaan obat terlarang hingga sikap yang bertentangan dengan nilai dalam masyarakat. Sekolah menghadapi tantangan yang berat dalam upaya hal tersebut. Salah satu isu yang kini sedang mencuat di media massa yaitu mengenai kasus bullying di sekolah dasar. Terdapat 84% pelajar pernah menjadi korban bullying. Disamping itu ditemukan bahwa 27% pengguna narkoba adalah pelajar dan mahasiswa. Bahkan beredar informasi maraknya LGBT di kalangan pelajar di beberapa kota. Harapan masyarakat agar perilaku menyimpang yang terjadi di masyarakat berkurang akan sulit tercapai jika pendidikan di sekolah dasar fokus utamanya masih pada pemenuhan kemampuan kognitif. Oleh karena itu harus mengubah dari pemenuhan kognitif ke arah pemenuhan kemampuan perilaku dan sikap (karakter). Kurikulum 2013 memaksa guru untuk melakukan penilaian karakter siswa. Penilaian ini ternyata menyulitkan bagi guru. Alternatif pemecahan masalah yang akan ditempuh adalah penyediaan buku saku karakter peserta didik. Tujuan buku saku tersebut adalah membantu guru melakukan penilaian terhadap karakter peserta didik. Buku saku karakter berguna bagi wali kelas dalam melakukan penyusunan rapor siswa. Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam buku saku tersebut akan dideskripsikan oleh wali kelas dalam buku rapor. Disamping itu buku saku tersebut dapat digunakan untuk monitoring aktivitas pembinaan peserta didik dalam penilaian karakter. Berdasarkan wawancara dengan Bapak Samsuri, S.Pd.I, Ketua K3S SD/MI Muhammadiyah dan observasi di SD UMP, belum memiliki perangkat atau sistem informasi yang dapat memonitor perkembangan karakter peserta didik secara digital. Hal ini menyebabkan mutu layanan khususnya pembinaan karakter kurang terarah. Hal ini berimbas kepada proses pendidikan karakter yang kurang bermutu. Aplikasi ini dirancang untuk mencatat aktivitas/indikator karakter yang dilakukan siswa yang dapat dimonitor oleh guru dan orang tua. Aplikasi buku saku karakter didesain sesuai dengan prioritas karakter yang dibutuhkan sekolah. Nilai utama karakter bangsa yang diprioritaskan untuk dimonitor adalah religius, nasionalis, mandiri, gotong royong dan integritas. Aplikasi buku saku karakter bisa diakses secara online oleh guru maupun orangtua siswa melalui smartphone. Dalam aplikasi tersebut, orang tua terlibat dalam pembentukan karakter anak. Orang tua dapat mengingatkan anak untuk senantiasa berperilaku/berkarakter baik. Aplikasi menyediakan fitur-fitur yang fleksibel dapat diisi sesuai dengan kebutuhan pengguna, seperti nama sekolah, nama guru, nama siswa dan orangtua siswa kelas 1 – 6, karakter dan indikator prioritas yang akan dikembangkan sekolah. Aplikasi ini juga menyediakan laporan rekapitulasi pelaksanaan aktivitas/indikator karakter untuk tiap siswa maupun seluruh siswa tiap pekan, bulan atau semester sesuai dengan kebutuhan sekolah. Pengisian dan pemantauan perilaku/aktivitas siswa secara manual yang sangat memakan banyak waktu. Karena guru kelas juga harus membuat laporan rekapitulasi pelaksanaan aktivitas tersebut setiap semester. Hal tersebut sangat menyita waktu guru kelas dalam memantau semua aktivitas/indikator karakter untuk semua. Penggunaan aplikasi buku saku karakter digital menyebabkan guru mempunyai lebih banyak waktu untuk membentuk karakter siswa. Guru kelas juga tidak lagi disibukkan dengan teknis pelaporan, tetapi dapat lebih fokus dalam pembinaan karakter siswa mereka. Buku saku karakter berguna bagi wali kelas dalam melakukan penyusunan rapor siswa. Nilai-nilai karakter yang terdapat dalam buku saku tersebut dideskripsikan oleh guru kelas dalam buku rapor. Disamping itu buku saku tersebut dapat digunakan untuk monitoring aktivitas pembinaan siswa dalam penilaian karakter. Melalui buku saku karakter, peserta didik diberikan kepercayaan untuk melakukan penilaian terhadap diri sendiri, sebagai bentuk penanaman kejujuran pada peserta didik. Disamping itu orangtua atau wali murid dilibatkan dalam proses penilaiannya. Orang tua dan guru bekerjasama memantau, mengevaluasi dan memperbaiki perilaku anak sehari-hari baik di sekolah maupun di rumah. Sehingga diharapkan perilaku baik siswa akan membentuk karakter/kebiasaan baik (habits) dalam kehidupan hingga akhir hayatnya. Aplikasi buku saku karakter digital (digital character pocket book) memberikan alternatif solusi bagi guru dalam melakukan pemantauan dan penilaian terhadap karakter siswa. Aplikasi sangat fleksibel karena dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna. Di samping itu juga terdapat kemudahan dalam mengakses aplikasi buku karakter digital ini dimana saja, kapan saja karena aplikasi telah tersedia secara online. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: