Taman Underpass Jensoed Purwokerto Dibangun Tahun Depan
ahmad erwin/radarmas BONGKAR MANDIRI:Sebanyak tujuh dari sepuluh penghuni lahan milik Provinsi Jawa Tengah bersedia membongkar sendiri lapak mereka. Sementara tiga lainya masih bertahan dan menilai tali asih tidak layak. Tiga Penghuni Bertahan PURWOKERTO-Selain bundaran Gada Rujakpolo di Underpass Jensoed sebelah Timur, Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Banyumas juga berencana membangun taman. Lokasi taman tersebut berada persis di sebelah barat dari Bundaran Timur underpass. Kepala DPU Kabupaten Banyumas, Irawadi mengatakan, lahan yang akan dibangun taman dalam GSB jalan merupakan milik provinsi. Nantinya jika proses pembangunan sudah hendak dimulai pihaknya akan mempercepat proses administrasi. "Belum mulai dan masih kita rencanakan," katanya kepada Radarmas, Senin (16/9). Dia melanjutkan, saat ini tahapan pembangunan taman baru sebatas koordinasi dengan pihak provinsi. Pembangunan taman akan dimulai tahun depan. "Untuk berapa luasannya kami belum dapat angka. Ini karena masih direncanakan dan koordinasi dengan Provinsi," imbuhnya. Meskipun baru sebatas rencana, proses koordinasi antara Camat Purwokerto Barat dengan penghuni di lokasi yang akan dijadikan taman sudah mulai dilakukan. Totot Subagyo Camat Purwokerto Barat mengatakan, dari 10 penghuni lahan, 7 orang diantaranya sudah clear atau bersedia membongkar sendiri sebelum maksimal 31 Oktober. Tiga orang sisanya masih dalam tahap koordinasi. "Sudah clear dalam artian pernyataan untuk membongkar sendiri. Ada 10 orang dengan 9 bangunan yang ada di lahan tersebut," katanya. Dia menambahkan, terkait luasan lahan yang akan dibangun taman pihaknya tidak mengetahui persis berapa luasnya. Pihaknya hanya diberikan mandat untuk berkoordinasi dengan penghuni di lokasi yang akan dijadikan taman. "Kita berikan kesempatan pindah dan sebagainya. Jika tanggal 1 November belum juga pindah, maka Pemda berhak membongkar bangunan tersebut," imbuhnya. "Kita tetap mengedepankan pertimbangan kemanusiaan. Tali asih juga telah diberikan per orang Rp 2,5 juta," katanya. Lebih jauh untuk tiga orang sisanya belum mendapatkan tali asih. Ini dikarenakan menurut mereka nominal dari tali asih yang diberikan kurang dari yang diharapkan. "Selain itu Pemda juga memfasilitasi lapak di Pasar Pon jika dari penghuni ada yang ingin berjualan lagi," tutupnya. (aam/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: