Hoax dan Ujaran Kebencian Selimuti Iklim Politik Indonesia

Hoax dan Ujaran Kebencian Selimuti Iklim Politik Indonesia

Akan Buat Posko di Banten dan Jabar PURWOKERTO-Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri menilai, iklim politik di Indonesia sekarang diselimuti ujaran kebencian dan informasi hoax yang terus ditujukan kepada rakyat. Dia menilai, kondisi perpolitikan sekarang tidak lagi mengajarkan sopan santun dan saling menghargai, mengajarkan kedamaian serta saling mencintai sesama manusia. Padahal hal itu merupakan budaya lelulur yang harus terus dijaga. Ia menganggap, politik di Indonesia saat ini aneh. Selain bertebaran hoax dan ujaran kebencian yang ditebarkan kepada rakyat. Dalam pilpres, ungkapnya, rakyat kini ditakuti agar tidak memilih capres nomer urut 01, Jokowi-Ma'ruf. "Sejak pemilu pertama tahun 1955, berjalan aman dan damai, rakyat datang ke TPS-TPS dengan tertawa dan senang hati. Mengapa sekarang kok orang ditakut-takuti tidak boleh milih Jokowi. Memangnya kenapa ya Pak Jokowi. Apa ini namanya demokrasi," kata Megawati dalam orasinya saat pengarahan kepada kader dan pengurus partai serta Kader Komunitas Juang Jateng, di Gedung Sasana Krida GOR Satria Purwokerto, Minggu (10/2). Padahal, kata dia, perbedaan politik dan pilihan merupkan bagian dari kehidupan bangsa Indonesia yang sudah berjalan baik sejak pemilu pertama kali tahun 1955. Ditambahkan dia, Presiden Jokowi sudah ada bukti keberhasilan dalam memimpin. "Memimpin dengan bukti saja masih menemui banyak kesulitan," jelasnya. "Aneh sekali, kenapa hanya ingin mencari seorang presiden, rakyat ditebarkan hoax, ujaran kebencian," lanjutnya. Menyikapi ujaran-ujaran kebencian, Megawati memandang masyarakat mesti menanggapi pemilu 2019 dengan pikiran jernih agar bisa bersikap obyektif. Masyarakat diharap tidak mudah terjebak dengan hoaks. Megawati minta kepada jajaran struktural dan kader PDIP serta kader komunitas juang, untuk bisa mempertahankan Jawa Tengah sebagai kandangnya banteng, dan harus menang mutlak di Pemilu dan Pilpres 17 April mendatang. Untuk mempertahankan ini, diakuinya memang sulit, sehingga hal ini harus dijaga. "Ini Jawa Barat dan Banten merasa sudah dikuasai. Terus Jawa Tengah sulit dikuasai, ya karena memang kandangnya banteng. Saya sudah bilang ke Pak Ganjar (gubernur) dan Pak Bambang Pacul (ketua DPD), ini gara-gara pilgub lalu. Sampai-sampai memindahkan posko di sini (Jateng). Ya tidak masalah. Ya nanti kita juga buat posko di Jawa Barat dan Banten. Begitu aja kok repot," ujarnya. Megawati sempat berkisah bagaimana cara memaknai kekalahan dalam pemilu 2009 dengan sikap tenang. Dia heran, kekalahan politik saat ini justru disikapi dengan panik. Sikap ini dalam bahasa jawa, disebut kemrungsung. "Kalau wis kalah yo wis kalah wae to (kalau sudah kalah ya kalah saja-red), seperti saya dulu, kalah ya diam saja. Ini kok gemrungsung banget," nilainya. (ing)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: