23 Puskesmas Tak Miliki IPAL Limbah Infeksius, Selama ini Limbah Dikemanakan?

23 Puskesmas Tak Miliki IPAL Limbah Infeksius, Selama ini Limbah Dikemanakan?

PURWOKERTO-Pemkab Banyumas tak bisa mengabaikan persoalan limbah infeksius. Pasalnya, dari 39 Puskesmas di Kabupaten Banyumas, tercatat 23 Puskesmas tak memiliki Instalasi pengolahan air limbah (IPAL). Sisanya, 16 Puskesmas telah memiliki IPAL untuk saluran limbah medis cair, termasuk limbah infeksius. Mereka yang tak memiliki IPAl hanya menggunakan pengolahan limbah sederhana. "Pembuatan IPAL untuk limbah cair membutuhkan anggaran yang besar. Yaitu sekitar Rp 400 juta atau lebih, tergantung ukurannya," kata Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas Agus Nugroho saat ditemui di kantornya Kamis (3/1). Parahnya lagi, di tahun 2019 ini, Pemkab Banyumas melalui Dinkes Dinkes hanya mendapatkan anggaran pembangunan IPAL limbah medis cair bagi dua Puskesmas. Yaitu untuk Puskesmas Purwokerto Barat, dan Puskesmas Purwokerto Selatan. Sedangkan Puskesmas lainnya akan dianggarkan secara bertahap setiap tahunnya. Agus mengatakan, untuk mengolah limbah di Puskesmas yang tidak memiliki IPAL, tersedia saluran atau IPAL sederhana. Sebagaimana di Kecamatan Lumbir. "Kita sudah cek hari ini (kemarin red) di Puskesmas Lumbir, ternyata pengelolaannya baik. Menggunakan pengolahan sederhana," jelasnya. Sedangkan di Puskesmas Jatilawang, Agus juga telah mengecek, dan ternyata limbah tidak dibuang di selokan. Ia menjelaskan, limbah yang dibuang di selokan adalah limbah bekas cuci piring, bukan limbah infeksius. Saat ini Puskesmas Jatilawang tengah dalam proses penataan. Sehingga tempat laundry dan cuci piring biasanya berada di depan, dipindahkan ke belakang. "Kalau limbah infeksius sudah ada IPALnya," sergahnya. Dijelaskan dia, saat ini ada dua IPAL limbah medis cair Puskesmas yang rusak. Yaitu di Puskesmas 1 Sokaraja, dan Puskesmas Rawalo. Kedua IPAL tersebut dibangun menggunakan DAK Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyumas, bukan oleh Dinkes Banyumas. Pihaknya akan mengganti IPAL yang rusak tersebut segera. Di sisi lain, Meskipun Dinkes Banyumas mengklaim hal tersebut. Tim penilai Adibuana Bakti juga mendapat temuan, IPAL yang dibiarkan rusak di Puskesmas Rawalo. Pantauan Radar Banyumas, IPAL dibiarkan saja hingga berdebu, dan limbah cair pub mengalir tanpa proses pengolahan. Koordinatir tim penilai Adibuana bakti Eko Hendarto mengaku semakin terkejut ketika timnya juga menemukan banyak belatung di halaman depan Puskesmas tersebut. "Di Puskesmas Rawalo, IPAL rusak dibiarkan saja, sampai berdebu tak terawat. Yang jadi pertanyaan dibuang kemana limbah cairnya? Itu bukan sembarang limbah loh ya. Lebih parah lagi, kami menemukan banyak belatung di halaman depan," kata dia.(ing/hkm)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: