Polres Banyumas Belum Pastikan Isu Penculikan
Gandeng Fihak Eksternal, Janji Hari Ini Beri Jawaban PURWOKERTO- Polres Banyumas dibikin sibuk dengan isu penculikan anak yang membuat resah warga. Polres pun menggandeng pihak eksternal untuk turut menyelidiki maraknya isu tersebut. Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK mengatakan, polisi sudah berkoordinasi dengan pihak eksternal untuk menggali informasi kepada KA (11). Sebelumnya, KA merupakan anak warga dari Kecamatan Sokaraja yang mengaku mengalami aksi penculikan. "Kami minta waktu sampai besok (hari ini,red). Kami berkoordinasi dengan pihak lain untuk memintai keterangan kepada si anak," kata dia. Pihak eksternal yang digandeng Polres yakni Pusat Pelayanan Terpadu Perlindungan Korban Kekerasan Berbasis Gender dan Anak (PPTPKBGA) Banyumas, serta tim psikolog. Keduanya melakukan observasi secara bergantian untuk menggali kebenaran cerita penculikan itu. Baca: Dikira Penculik, Seorang Wanita Nyaris Dimassa Warga Ajibarang "Hari ini Bu Triwur (Ketua PPTPKBGA Banyumas-red) yang mendatangi anak itu bersama Unit PPA. Selanjutnya, giliran tim psikolog," ujar dia. Bambang mengakui, polisi belum bisa menyampaikan kesimpulan dari isu-isu penculikan yang beredar di masyarakat. Polisi masih menunggu hasil serangkaian tes yang dilakukan tim. "Saya baru akan menyampaikan hasilnya setelah tim selesai melaksanakan tugas. Tidak bisa sembarangan memberi kesimpulan tanpa landasan valid," terang dia. Menurut Bambang, isu-isu penculikan yang santer tersebar di media sosial, murni karena faktor kelalaian masyarakat dalam menyaring informasi. Seperti diketahui, informasi tersebut begitu cepat menyebar di media sosial dan menjadi viral. Baca: “Kode Penculik” yang Bikin Resah "Tidak ada indikasi kesengajaan untuk mengganggu situasi yang kondusif di Banyumas. Isu ini cepat menyebar karena penggunaan medsos," kata dia. Bambang menambahkan, polisi meminta kepada warga jika menemukan indikasi tindak kriminalitas supaya melapor. "Bukan menyebarluaskan di Medsos," tegas dia. Terpisah, Ketua PPTPKBGA Banyumas Tri Wuryaningsih mengatakan, isu penculikan yang menimpa KA (11) sudah dia dalami. Menurutnya, sangat mungkin seorang anak berusia 11 tahun mengarang cerita penculikan. "Dulu kita pernah menangani kasus serupa di Purwokerto Timur. Hasilnya, memang itu adalah cerita yang dibuat si anak ," sebut dia. Pada kasus terdahulu, anak tersebut mengarang sebuah cerita penculikan lantaran halusinasi. Anak tersebut hanya tinggal bersama nenek dan orang tua sudah berpisah. "Anak itu rupanya memerlukan kasih sayang. Dia berhalusinasi mengarang cerita penculikan agar mendapat perhatian," ujar Tri Wur. Berkaca pada kasus itu, dia menyimpulkan bahwa kasus di Sokaraja, tidak jauh berbeda dengan kasus di Purwokerto Timur itu. Tri Wur mengatakan, ada kemiripan latar belakang anak. Baca: Banyumas Digoyang Isu Penculikan "Si KA ini sudah lama tidak bertemu ibunya. Sekira delapan tahun. Ibunya kerja di Malaysia. Ayahnya juga kadang kerja ke Jakarta. Dia hanya tinggal bersama pamannya," tutur dia. Selain itu, fakta lain yang diperoleh dari hasil observasi adalah anak itu mengaku ada rasa iri dengan anak-anak lainnya. Sebab, sebagian besar teman yang ada diantar jemput oleh orang tuanya. "Jarak dari sekolah ke rumah KA cukup jauh. Sekitar tiga kilometer. Dia selalu berangkat dan pulang sendiri dengan berjalan kaki. Kondisi ini diakui KA membuatnya sedih, dia menceritakan itu sambil meneteskan air mata," papar dosen Unsoed ini. Tri Wur menerangkan, maraknya isu penculikan tang tersebar di media sosial harus disikapi dengan bijak oleh para orang tua. Yakni dengan cara membangun dan membentuk karakter anak. Bukan menakuti. "Orang tua jangan parno, jangan menakuti anak karena bisa jadi akan menimbulkan persepsi di benak anak. Lebih baik, bentuk karakter anak dengan mengajari apa yang perlu dilakukan jika bertemu orang tidak dikenal dan melakukan tindak kekerasan," tandas dia. (mif/ali/dis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: