Terkuak, Carut Marut Distribusi Elpiji

Terkuak, Carut Marut Distribusi Elpiji

Tim Gabungan saat melakukan monitoring distribusi elpiji 3 kg baru baru ini. PURWOKERTO- Rumah makan enggan dipersalahkan sendirian sebagai pihak yang melanggar penggunaan elpiji elpiji 3 kg (gas melon,red) yang harusnya hanya untuk rumah tangga miskin. Ada indikasi carut marut penyalahgunaan elpiji ini justru dipicu peran jaringan distribusi elpiji melon. "Saya ini ditawari oleh penjual, agen elpiji menawarkan 10 tabung, free pinjam tabungnya. Tinggal pakai dan berlangganan saja. Terimakasih. Tapi mari bersikap adil. Perbaikan perlu dilakukan di semua lini," kata Heri Indrawan, Pemilik Rumah Makan Padang Surya, Purwokerto Barat, kepada Radar Banyumas menanggapi sidak yang dilakukan tim gabungan, kemarin (29/8). Bahkan Heri menyatakan penawaran serupa tidak hanya dilakukan ke rumah makan miliknya saja. Agen penjual elpiji 3 kg, kata dia, juga menawarkan ke banyak rumah makan agar menggunakan gas elpiji 3 kg. Sebenarnya, terang dia, petugas saat sidak tidak terang-terangan dalam mengorek persoalan. Harusnya jika dilakukan secara detail maka akan terungkap akar persoalannya. " Tanya saja, apakah agen menawarkan layanan khusus ke rumah makan. Kami yakin, jawabanya iya, sebab begitulah jalannya jual beli. Ada penawaran khusus, " kata dia. Selain itu, dia mengklarifikasi bahwa dalam satu minggu menghabiskan 3 tabung elpiji 3 kg. Bukan dalam satu hari menghabiskan 4 tabung seperti data sidak dari Hiswana Migas Banyumas. Penggunaan elpiji 3 kg meski hanya untuk memanaskan masakan saja. Bukan sebagai bahan bakar utama. Sebab dalam menjaga rasa masakan, menu masakan masih menggunakan bahan bakar kayu. "Kalau masaknya menggunakan kayu bakar. Gas hanya untuk memanaskan saja, menjaga kehangatan masakan. Bukan bahan bakar utama, " kata dia. Tidak hanya itu, pihaknya berpendapat sidak penggunaan elpiji 3 kg juga harus lebih serius. Seperti ke peternakan ayam. Sebab disinyalir terjadi pengiriman oleh agen elpiji 3 kg ke tempat-tempat tersebut. "Saya juga pernah baca, di Radar Banyumas ada truk agen elpiji 3 kg antar ke peternakan ayam. Selama tidak adil, potensi serupa masih terjadi sampai sekarang, " kata dia. Sementara itu, hingga semalam, Hiswana Migas Banyumas masih enggan memberikan klrafikasinya terkait permasalah tersebut. (hkm/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: