Ribuan Siswa SD di Banyumas Diindikasikan Putus Sekolah
Hari pertama masuk sekolah di SMP N 8 Purwokerto, siswa baru diberikan pengenalan wawasan lingkungan sekolah. (Ali Ibrahim/Radar Banyumas) PPDB SMP Sisakan 4.368 Kursi Kosong PURWOKERTO-Tahun ajaran baru 2018/2019 telah dimulai kemarin. Ribuan siswa pun menggunakan seragam baru di hari pertama masuk sekolah. Namun, di saat siswa baru menikmati pendidikan di tingkat selanjutnya, Dindik Banyumas mendapat tamparan keras karena ribuan siswa diindikasikan putus sekolah. Dari data Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) jenjang SMP di tahun ajaran 2018/2019, total masih ada kursi kosong sebanyak 4.368. Tercatat kuota untuk SMP Negeri sebanyak 14.937 siswa, baru terisi 13.540 siswa. Sementara, dari kuota 4.402 siswa untuk SMP swasta, baru terisi 1.431. Dengan demikian, kuota untuk SMP negeri masih kurang sebanyak 1.397 siswa. Sedangkan untuk SMP swasta masih kurang 2.971 siswa. "Untuk swasta bahkan kurang 50 persen," kata Kasubbag Perencanaan Dindik Banyumas, Ari Kusyono kepada Radarmas, kemarin. Kusyono menambahkan, masih banyaknya siswa kuota ini lantaran masih banyaknya anak yang putus sekolah tidak melanjutkan pendidikan dari SD ke SMP. "Untuk itulah, saat ini kami bentuk satgas anak putus sekolah. Kami sedang mendata anak-anak yang putus sekolah, data belum kami terima semuanya," jelasnya. Rencananya setelah dilakukan pendataan, satgas anak putus sekolah bakal diturunkan guna memberikan sosialisasi pendidikan. "Jadi nantinya diharapkan semua anak yang putus sekolah dapat melanjutkan pendidikan lagi, baik di PKBM maupun SKB," pungkasnya. Kusyono mengatakan, ada sekitar 13 SMP negeri yang belum memenuhi kuota. Bahkan beberapa diantaranya pada Penerimaan Peseta Didik Baru (PPDB) gelombang kedua tidak memiliki pendaftar. Dia memaparkan sekolah yang masih kurang kota yakni SMPN 4 Sumbang, SMP N 4 Kalibagor, SMP N 2 Banyumas, SMP N 2 Somagede, SMP N 2 Kemranjen, SMP N 2 Sumpiuh, SMP N 1 Tambak, SMP N 2 Tambak, SMP N 3 Pekuncen, SMP N 1 Kebasen, SMP N 3 Kebasen, SMP N 2 Purwojati, dan SMP N 3 Gumelar. Dari SMP tersebut, pada gelombang kedua yang tidak ada pendaftar satupun yakni SMP N 4 Kalibagor yang masih kurang 25 siswa, SMP N 2 Sumpiuh kurang 45 siswa, SMP N 1 Kebasen kurang 21 siswa, SMP N 2 Purwojati kurang 9 siswa, SMP N 3 Gumelar kurang 60 siswa. "Data itu diperoleh dari aplikasi online. SMP-SMP tersebut pada gelombang kedua tidak ada pendaftar satupun. Sementara lainnya ada pendaftar namun belum memenuhi kuota," katanya. (ali/lin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: