"Kami Minta Maaf, dan Hormati Nahdliyin, "

SAAT mediasi, PDIP tanpa diminta menyatakan meminta maaf terlebih dahulu kepada warga Nahdliyin. Terutama jika PDIP dinilai telah mengusik kultur keagamaan yang ada. "Kami minta maaf kepada tokoh-tokoh Nahdliyin dan Banser. Sebagai bukti kesungguhan kami, laporan di Panwas kami cabut. Semata-mata menghormati nahdliyin dan kawan-kawan banser, " kata Agus Priyanggodo, Wakil Ketua Bidang Hukum DPC PDIP Banyumas. Agus berharap agar permohonan maaf tersebut diterima. Dia juga berharap Banser dan sejumlah tokoh Nahdliyin mencabut pula laporan ke Polres terkait dugaan persekusi terhadap warga Nahdliyin yang sedang berdoa bersama. "Sebagai usaha kita bersama. Tidak memperpanjang persoalan dan sudah 'clear' antara PDIP dengan NU, " kata dia. Pihak Banser dan sejumlah tokoh NU yang hadir dalam mediasi itu menyatakan menerima permintaan maaf tersebut. "Wong NU, ada yang minta maaf ya diterima. Kami tetap mengawal kesungguhan permintaan maaf tersebut. Ini agar tidak ada lagi goreng-gorengan isu aktivitas kultur keagamaan diusik oleh satgas dari PDIP, " kata Akhmad Ikhsan, Sekretaris Tim Siyasah PC NU Banyumas. Perwakilan Banser, PDIP, dan NU berjabat tangan usai konferensi pers di Mapolres Banyumas dan sepakat menganggap permasalahan selesai.jpg Begitu juga yang disampaikan Kepala Satkorcab Banser Banyumas, Andri. "Laporannya alhamdulillah dicabut. Kami mengapresiasi baik inisiatif tersebut. Ini sudah selesai, setelah ini kita bersama-sama menjaga kondusifitas Banyumas. Dalan pelaksanaan Pilkada tahun ini, insya Allah aman, damai, " kata dia. Di bagian lain, saat konferensi pers bersama di Mapolres Banyumas, Selasa petang kemarin, Ketua PC NU Banyumas H Sabar Munanto mengatakan, tindakan satgas dari PDIP terhadap warga Nahdliyin di Susukan, Sumbang telah berlalu. "Bagi warga NU, permohonan maaf harus dimaafkan. Dan ini juga demi kesatuan dan persatuan bangsa. Kami harap semua pihak dapat menganggap permasalah ini telah selesai, " kata dia. Menurutnya NU sebagai salah satu unsur vital kebangsaan, memiliki kebesaran hati memafkan siapapun yang berbuat salah kepada NU. Hal tersebut dilakukan sejak dahulu oleh para kiyai sepuh dan para pendiri NU. Saat konferensi pers itu pula, Agus Priyanggodo, Wakil Ketua Bidang Hukum DPC PDIP Banyumas mengatakan, dia hanya mengharapkan Pilkada bersih. Tidak ada bagi-bagi uang. Dia juga kembali meminta maaf kepada warga Nahdliyin. Dia mengakui, DPC PDIP Banyumas masih harus banyak belajar dalam bertindak. Teruama dalam mengawal Pilkada damai. "Kami menyesal karena kurangnya pengalaman di lapangan pada tingkat DPC. Kejadian tidak terduga, kami sangat dekat dengan Banser, " kata dia. Menurutnya, peristiwa gesekan antara PDIP dengan warga Nahdliyin kali ini hanya kesalahpahaman dan menjadi pelajaran berharga. Untuk diketahui, pada Selasa siang kemarin Banser mendatangi kantor DPC PDI P Banyumas untuk meminta klarifikasi terkait tindakan di Desa Susukan, Sumbang Senin malam. Suasana sempat memanas, namun berhasil diredam oleh Kapolres Banyumas yang turun tangan langsung mendatangi lokasi kejadian. Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK, meminta perwakilan Banser dan PDI P untuk mediasi di dalam kantor DPC PDI P. Setelah sekira setengah jam mediasi berlangsung, perwakilan Banser dan PDIP keluar menemui massa Banser. Akhirnya, perwakilan DPC PDI P Banyumas sepakat meminta maaf dan siap mencabut laporan dugaan money politic dalam acara tahlilan tersebut. Usai memenangkan massa, Kapolres menyampaikan apresiasinya terhadap ketertiban dan ketenangan massa menghadapi persoalan. Sebab, keamanan dan ketertiban tidak tercipta dengan sendirinya, namun masyarakatlah yang menciptakan. "Saya sangat berterima kasih kepada panjenengan semua, karena sudah bersedia menjaga situasi keamanan tetap kondusif. Saya sebagai perwakilan negara hadir untuk menjaga keamanan, dan tidak ada keterpihakan," tegas dia di hadapan massa. (hkm/mif/dis)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: