Didirikan Perpustakan Ahmad Tohari Di Cilongok

PURWOKERTO-Ikhtiar mewujudkan pengembangan literasi sastra untuk seluruh lapisan masyarakat Banyumas, masih dilakukan sejumlah pihak. Salah satunya dengan mendirikan Taman Sastra Ahmad Tohari, di Agrowisata Karang Penginyongan, Desa Karangtengah, Cilongok. Direncanakan dalam waktu satu tahun mendatang, pusat dokumentasi, sekaligus ruang edukasi, diskusi dan apresiasi sastra untuk wilayah Banyumas Raya ini akan dibangun dengan segenap fasilitasnya. Hal itu disampaikan Hadi Supeno, selaku rekan dari sastrawan Ahmad Tohari dan pengusaha pemilik Agro Karang Penginyongan, Cilongok, Liem Kuswintoro saat jumpa pers di Agro Karang Penginyongan, kemarin (24/6). Mantan Wakil Bupati Banjarnegara yang juga mantan guru, wartawan dan aktivis lainnya ini menyambut baik gagasan dan kepedulian dari Liem dan Ahmad Tohari. "Peletakan batu pertama akan dilaksanakan 30 Juni mendatang di lokasi ini. Ini sekaligus menjadi kado ulang tahun dan penghargaan kepada Ahmad Tohari sebagai sastrawan dan budayawan nasional asal Banyumas. Taman Sastra ini akan menjadi sarana pemberdayaan masyarakat melalui sastra," kata Hadi Supeno. Rencananya bangunan Taman Sastra Ahmad Tohari ini akan didirikan menjadi tiga bagian yaitu inti, pendukung dan pengembangan. Untuk bangunan ini merupakan bangunan gedung permanen seluas 100 meter persegi, yang nantinya akan difungsikan sebagai ruang lobi, pengendalian perpustakaan digital, perpustakaan manual, ruang museum dan ruang pameran. Untuk bangunan pendukung akan dibangun musala berkubah, tempat diskusi, tempat merawat permainan tradisional. Sementara untuk pengembangan akan dibangun tempat untuk pengembangan ekonomi melaui gerai usaha mikro kecil menengah. "Nantinya di Taman Sastra ini tidak sekadar menjadi ruang ilmiah atau pusat studi bagi para akademisi, namun dibuka untuk masyarakat luas. Harapannya ini menjadi ruang inspirasi, motivasi dan aktualisasi bagi masyarakat untuk meminati dan mengembangkan sastra sebagaimana ditekuni Ahmad Tohari. Tentunya juga dengan pengembangan pustaka digital," kata dia. Pemilik Agrowisata Karang Penginyongan sekaligus pengusaha Grup Grafika, Liem Kuswintoro mengharapkan dengan adanya taman sastra inilah, pengembangan dan pengalaman nilai karakter budaya Penginyongan yang sejalan dengan Pancasila dapat diwujudkan. Iapun mengapresiasi Ahmad Tohari yang telah sudi diabadikan dan digunakan namanya untuk Taman Sastra di lingkungan wisata ini. "Kami berharap di sini akan menjadi ruang pusat pengembangan pendidikan budaya Penginyongan. Kami berharap apa yang akan didirikan di sini benar-benar bisa menjadi sarana untuk menumbuhkan jiwa Pancasilais yang juga terkandung dalam karakter budaya Penginyongan," kata dia. Ahmad Tohari menyambut dan menerima namanya diabadikan sebagai Taman Sastra ini karena melihat niat baik dari sahabat dekatnya Liem Kuswintoro dan lainnya untuk menumbuhkan literasi. Ia berharap dengan adanya Taman Sastra nanti, maka tingkat literasi masyarakat yang rendah dapat didongkrak lebih tinggi. "Tingkat literasi kita jauh di bawah Vietnam, apalagi Singapura. Makanya ini menjadi keprihatinan sendiri," kata dia. Dengan pengelola sarjana perpustakaan yang handal dan profesional, diharapkan perpustakaan manual hingga digital di taman sastra ini bisa berkembang. Iapun mengapresiasi banyaknya kalangan pegiat literasi termasuk sastrawan yang tumbuh dan berkembang di Banyumas. Ia berharap dengan adanya Taman Sastra Ahmad Tohari nanti bisa menjadi ruang bagi pegiat literasi untuk semakin mengembangan diri dan menularkan virus literasi ke tengah masyarakat. Untuk mendukung adanya Taman Sastra Ahmad Tohari ini, Kang Tohari begitu ia akrab disapa menyatakan siap menempat berbagai benda sejarah proses kreativitasnya, termasuk meja kecil, lampu petromak hingga mesin ketik teman setia berkaryanya. Selain itu akan dihibahkan juga sejumlah buku-buku karyanya untuk melengkapi koleksi Taman Sastra Ahmad Tohari. "Ini menjadi hadiah ulang tahun pertama saya di usia ke-70 ini. Saya berterimakasih atas semuanya," kata dia

Sumber: