Lampu Sorot dan LPJU di Wilayah Perkotaan Purwokerto Banyak Yang Mati

Lampu Sorot dan LPJU di Wilayah Perkotaan Purwokerto Banyak Yang Mati

Perawatan Dianggarkan Rp 1,5 Miliar PURWOKERTO-Sejumlah Lampu Penerangan Jalan Umum (LPJU) di wilayah perkotaan mati. Akibatnya, penerangan jalan hanya berasal dari rumah warga atau neon boks yang ada di pinggir jalanan. Pantauan Radar Banyumas, kendaraan yang melintas di jalan HR Bunyamin dengan kondisi jalan cukup gelap, karena banyak LPJU yang mati kemarin (20/6). Jalanan hanya mendapat penerangan dari lampu neon boks toko dan warung yang menerangi jalan. Tak cuma itu, di jalan Pahlawan, kondisi jalan cukup gelap karena banyak LPJU yang mati. Selain itu, lampu sorot monumen Gatot Subroto yang berada di simpang rumah sakit Margono, Sokaraja juga mati. Menurut Susmi warga sekitar lampu sorot ini sudah mati sejak satu sampai dua bulan. GELAP : Kondisi Jalan Pahlawan di malam hari. Di jalan ini, masih ada LPJU yang ditemukan mati hingga jalanan terlihat gelap. (Dimas Prabowo/Radar Banyumas) "Kalau penyebabnya saya juga tidak tahu, tapi kira-kira sudah satu sampai dua bulanan matinya," kata Susmi. Matinya lampu sorot ini memang menimbulkan perbedaan pada tanpilan monumen. Lampu sorot yang awalnya mewarnai monumen, dengan berbagai warna cahaya, kini tidak lagi. Firdaus salah satu pengendara mengatakan, meski lampu sorot tidak terlalu mempengaruhi pencahayaan di jalan, tetapi keindahan monumen di malam hari berkurang tanpa lampu sorot. "Biasanya kalau saya lewat warna-warni bagus, sekarang hanya kelihatan monumennya saja," katanya. Di tempat lain, Dinas Perhubungan (Dinhub) Kabupaten Banyumas menerima Rp 1,5 miliar untuk perawatan lampu penerangan jalan umum (LPJU). Anggaran tersebut diterima dari alokasi anggaran pendapatan belanja daerah (APBD) Banyumas 2018. Kepala Seksi Penerangan Jalan Umum Dinhub Kabupaten Banyumas, Agus Susanto mengatakan, Perawatan tersebut ditujukan untuk berbagai kendala yang dijumpai pada LPJU di seluruh Kabupaten Banyumas. "Sebelum Lebaran, kami sudah cek kondisi LPJU di beberapa lokasi, dan semua masih baik, tinggal melanjutkan tugas untuk memasang LPJU di lokasi yang kurang penerangan," katanya. Agus pun menuturkan, rata-rata LPJU yang rusak karena faktor usia, atau saat musim hujan dikarenakan tersambar petir. Untuk perawatannya pun dilakukan sesuai dengan kerusakannya. "Kami rutin setiap hari ngecek LPJU di area kota maupun di pinggiran," tuturnya. Menurut Agus hal itu dilakukan jika ada LPJU yang mengalami kerusakan, bisa segera diperbaiki. Selain itu, jika masyarakat menemukan LPJU yang rusak, bisa juga melaporkan pada Dinhub Kabupaten Banyumas. Dia mengharapkan, lebih cepat penanganan untuk LPJU yang rusak, bisa menghemat biaya perawatan. Dan selama libur Lebaran kemarin, LPJU yang berada di luar jalur mudik, sudah dilakukan perbaikan. Sedangkan yang berada di jalur mudik, akan dilakukan perbaikan setelah cuti bersama Lebaran selesai. "Agar tidak menghalangi arus mudik," imbuhnya. Sementara itu, untuk menunjang perawatan LPJU, Dinhub Kabupaten Banyumas pun menambah mobil tangga untuk perawatan lampu, tahun ini Dinhub Kabupaten Banyumas menambah mobil crane tangga. "Ukuran tingginya beda dengan dua tangga mobil crane sebelumnya," ujar Staff Seksi Penerangan Jalan Umum Dinhub Kabupaten Banyumas, Sugeng Dwi Haryanto. Dia menyampaikan, dua mobil crane tangga sebelumnya hanya 11 meter. Sedangkan mobi crane tangga yang baru ukuran tingginya mencapai 16 meter. Sehingga bisa digunakan untuk melakukan perawatan LPJU di beberapa lokasi yang saat ini tingginya hampir mencapai 20 meter. Selain melakukan perawatan, Dinhub Kabupaten Banyumas juga sudah memasang LPJU baru dibeberapa lokasi, seperti di Sumpiuh, Kembaran, dan Kedungbanteng. (ely/ing/dim/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: