Dinperindag Pantau Ketat PKL Bulan Ramadan
PURWOKERTO- Paguyuban pedagang kaki lima (PKL) mengadakan Bazar Ramadan sejak Kamis (17/5) lalu. Bazar yang diadakan di depan taman makam pahlawan Tanjung Nirwana itu, dipantau secara rutin oleh petugas Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten Banyumas. Kepala Seksi Pedagang Kaki Lima Dinperindag Kabupaten Banyumas, Sarikin mengatakan, pemantauan yang dilakukan terkait ketertiban dan kerapihan bazar. "Pemantauan dilakukan setiap hari oleh petugas kami," katanya saat ditemui Senin (21/5) kemarin. JUALAN : Sejumlah pedagang kaki lima saat berjualan di depan Taman Makam Pahlawan, Tanjung. Selama Ramadan, Dinperindag turun untuk memantau keberadaan PKL yang berjualan di sore hari. (SETIYO P KAMUNING/RADAR BANYUMAS) Jika ditemukan hal yang menganggu kerapihan dan ketertiban, maka petugas segera memperingatkan dengan menegur pedagang atau pembeli yang bersangkutan. "Kalau barang yang dijual terserah, selagi halalan Toyiban, silahkan," katanya. Sebelum mengadakan bazar Ramadhan ini, paguyuban terkait telah berkoordinasi dengan Dinperindag. Sarikin menyebutkan, koordinasi yang dilakukan melalui telepon. Ia juga mengatakan, Dinperindag tidak memungut biaya apapun dari bazar ini. "Tidak ada uang yang masuk Dinas dari bazar," tegasnya. Dengan adanya bazar Ramadan, Sarikin berharap, penjual dalam bazar menjual dagangan yang berkualitas dan sehat. Ia juga berharap, penjual mendapatkan tambahan rejeki. "Dan tetap menjaga ketertiban serta keamanan," ujarnya. Berbagai makanan dijual disana. Mulai dari makanan lama, seperti kolak, candil, dan dawet, hingga makanan dan minuman kekinian, seperti ice kepal milo dan jagung susu keju (jasuke). Pedagang mulai menata barang dagangannya sejak pukul 13.30 siang, hingga ba'da Maghrib. Ada petugas keamanan dan tukang parkir yang turut menjaga ketertiban bazar. Nawal, salah satu penjual di bazar mengatakan, bazar Ramadan di lokasi tersebut memang selalu ada setiap tahun. "Biasanya saya jualan di Mall, karena bulan Ramadan saja saya jualan di sini," katanya. Dalam sehari, Nawal bisa mengantongi omset hingga Rp 700 ribu. Ia mengatakan, lokasinya yang strategis yakni berada di dalam kota, menyebabkan banyaknya pembeli. Hal serupa disampaikan oleh Maya, salah satu penjual. "Iya, memang bazar diadakan setiap tahun," katanya. Ia lebih memilih berjualan di lokasi tersebut, karena rumahnya berada tidak jauh dari lokasi. Selain itu, pembeli yang datang juga relatif banyak. "Sehari sih saya bisa mendapat Rp.600 sampai Rp.700 ribu," tutupnya. (ing)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: