Bukit Tranggulasih Ditutup Sementara
PURWOKERTO-Salah satu tempat wisata alternatif yang kian terkenal di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng yaitu Bukit Trangggulasih justru ditutup bagi pengunjung umum. Padahal, Bukit Tranggulasih telah mampu menjadi ikon lokasi wisata buruan bagi pengunjung luar kota yang ingin melihat keindahan sunrise di pagi hari sekaligus lampu kota Purwokerto pada malam hari. "Kami mohon maaf dengan penutupan ini, dan mohon doa restu semua berjalan lancar," kata Marketing Tempat Wisata Bukit Tranggulasih, Alif saat dihubungi Radar Banyumas kemarin, (10/5) sambil menambahkan penutupan dilakukan sejak awal Mei kemarin. DITUTUP : Pemandangan indah di Bukit Tranggulasih, salah satu tempat wisata alternatif yang masuk di Desa Windujaya, Kecamatan Kedungbanteng. Lokasi yang kian kesohor karena memiliki view sunrise yang indah sekaligus pemandangan lampu kota dari ketinggian ini justru ditutup karena penataan warung dan pembenahan kepenglolaan. (MAS WEE INSTAGRAM FOR RADAR BANYUMAS) Dia mengatakan, penutupan dilakukan karena ada pembenahan total. Adapun pembenahan yang dilakukan di Bukit Tranggulasih, mulai dari perbaikan managemen hingga ke penataan warung yang saat ini terus menjamur. "Pembenahan untuk menghadirkan suasana baru. Semoga bisa meningkatkan fasilitas, agar pengunjung lebih nyaman," ucapnya. Ketika disinggung penambahan wahana selfi, Alif tidak dapat memastikan ada tambahan. Sebab, di atas lahan seluas 7,8 hektar, saat ini sudah ada 16 wahana selfi dengan latar pemandangan yang indah. "Ada rencana ditambah, tapi tidak tahu juga pas di tengah jalan ada perubahan atau tidak," imbuhnya. Dia mengakui, penutupan Bukit Tranggulasih tidak dapat dipastikan sampai kapan. Hanya saja, pihaknya menargetkan pembenahan dilakukan hingga dua bulan, dan diusahakan dapat secepatnya dibuka kembali. Sementara itu, masukan terkait pengelolaan tempat wisata Bukit Tranggulasih juga terus muncul. Faisal Nur Ali Aziz, warga Bancarkembar, Purwokerto, mengaku tidak mempermasalahkan penutupan sementara Bukit Tranggulasi. Terlebih untuk penataan warung yang ada di lokasi. "Kalau seperti itu malah bagus, karena terkahir ke Tranggulasih beberapa waktu lalu, harga tiket Rp 10 ribu dan biaya parkir motor Rp 5 ribu, tapi di lokasi tidak tertata rapi dan kesannya berantakan," ujarnya. Dia berharap harga tiket tidak sebesar itu agar kesan sebagai salah satu tempat wisata alternatif bisa dipertahankan. Apabila tetap di harga Rp 10.00, maka sama dengan tempat-tempat wisata utama di Kabupaten Banyumas. Selain itu, Faisal mengusulkan, agar penataannya bisa menghadirkan kesan Banyumas. Sedangkan untuk penataan warung bisa diseragamkan bangunannya dan lebih tradisional. Seperti menggunakan ijuk atau jerami. Selain itu, bisa ditambahkan gazebo yang nyaman dan indah dipandang, yang bisa dijadikan spot selfi yang menarik. (ely/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: