Mediasi Bocornya IPAL di Kaliori Buntu, Truk Sampah Bakal Tetap Dihadang
Pemkab Siapkan Solusi Alternatif PURWOKERTO-Mediasi antara Pemkab Banyumas dengan warga Desa Kaliori terkait tindaklanjut permasalahan rusaknya Instalasi Air Limbah (IPAL) di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Kaliori berlangsung buntu. Warga akan tetap melakukan penghadangan truk-truk pengangkut sampah sampai dengan perbaikan IPAL TPA Kaliori selesai. "Selama proses perbaikan, untuk sementara TPA jangan dibuka dulu. Ini semua akibat kelalaian pengelola, kalau ada perhatian tidak akan sampai seperti ini. Pembangunan TPA gagal tidak sesuai dengan hasil studi banding di Bali dulu," kata Suwarto, perwakilan warga terdampak dalam mediasi yang berlangsung di kantor UPT TPA Kaliori kemarin (4/4). Dia mengatakan, tercemarnya lingkungan di sekitar Desa Kaliori, kecamatan Kalibagor masih terus berlangsung. Truk pengangkut sampah, tegas dia, akan tetap dihadang warga setempat sampai Pemkab kembali memperbaiki IPAL secara menyeluruh. Dia menyatakan, Pemkab Banyumas lalai dan melakukan tindakan bruruk dalam mengelola sampah baik disengaja maupun tidak. Menurutnya, pembangunan TPA yang digembar-gemborkan ramah lingkungan adalah bualan belaka, sebab kenyatannya sangat mencemari lingkungan sekitar. Bahkan, merunut pada kerusakan Ipal, Suwarto menyebut telah rusak sejak Maret 2017 akibat tertimbun longsoran sampah. Longsoran sampah juga ada yang masuk ke lahan milik warga yang berdekatan dengan TPA. Ketua RW III Desa Kaliori, Supriyanto dalam mediasai tersebut mengatakan, lokasi TPA Kaliori tidak layak dijadikan sebagai TPA. Sebab berdasarkan peraturan Menteri Lingkungan Hidup, jarak TPA dengan permukiman warga terdekat minimal 1 km. "Jarak ideal TPA dengan permukiman berapa? setahu saya 1 km, tapi di sini hanya hitungan meter saja sudah ada rumah, jadi tidak layak untuk TPA. Kami minta sebelum ada perbaikan TPA, tidak ada pembuangan sampah di sini," kata dia. Di lain pihak, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banyumas, Suyanto, mengatakan kedepan ada kemungkinan mencari lahan untuk TPA di lokasi lain. Namun untuk saat ini, keberdaaan TPA Kaliori sangat vital. "Kami sadar kondisi ini akibat kerusakan IPAL, tapi kami berupaya menyelesaikan, jujur kami butuh dukungan masyarakat. Kedepan pemkab juga akan berpikir mengembangkan atau mencari lahan alternatif untuk TPA, kalau sekarang kita masih membutuhkan TPA Kaliori," kata dia. Karenanya, selama masa perbaikan dia berharap, warga memperbolehkan sebagian sampah, khususnya dari Banyumas timur dibuang di lokasi itu. Paling tidak ada sekitar 15 truk yang masuk TPA dengan kapasitas masing-masing antara 3 sampai 5 ton dari biasanya sekitar 45 truk setiap harinya. "Tadi sudah kami jelaskan, tapi warga tetap tidak mau tahu. Kami akan mengoptimalkan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) yang ada dan tenaga kebersihan untuk mengelola sampah-sampah dari masyarakat. Kami berharap (penutupan TPA) jangan terlalu lama," kata dia. Asisten Ekonomi Pembangunan Setda Banyumas, Didi Rudwianto, saat mediasi mengatakan akan membahas persoalan itu lebih lanjut. Menurut rencana dalam waktu dekat ini perwakilan warga akan dipertemukan dengan Plt Bupati, Budhi Setiawan. "Kami sudah menyiapkan solusi untuk jangka pendek dan jangka panjang. Untuk jangka pendek akan diselesaikan oleh DLH, kami juga sudah komunikasi dengan PDAM, bagaimana caranya agar dapat menyediakan air bersih untuk warga," kata dia. Menurut dia penutupan TPA oleh warga akan menimbulkan persoalan yang lebih luas. TPST yang ada, termasuk TPS yang ada di Tipar Kidul, Kecamatan Ajibarang, akan kewalahan menerima kiriman sampah dari seluruh wilayah Banyumas. "Kami berupaya menyelesaikan permasalahan ini dengan tidak menimbulkan permasalahan baru. Kami berharap dapat dilakukan paralel, bisa tetap membuang sampah di sini. Kalau ditutup sampah akan dibuang ke mana," kata dia. Sebelumnya diberitakan ratusan warga Desa Kaliori, Kalibagor, Banyumas, Senin (2/4) memblokir jalan menuju TPA Sampah Kaliori, milik Pemkab Banyumas. Menurut warga setempat, sudah tiga tahun, tanah pekarangan, air, dan sawah tercemar air limbah dari Tempat Pembungan Akhir (TPA) Sampah. (hkm/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: