Empat Tembakan Hentikan Amukan Marsono

Empat Tembakan Hentikan Amukan Marsono

Mengamuk dan Ancam Bunuh Sang Adik PURWOKERTO- Dor..dor..dor..!!! tiga peluru menembus genting rumah Siti Zubaidah (41). Dor..!!! satu peluru lagi menembus tembok rumah. Polisi terpaksa melepas tembakan peringatan. Bahkan sampai empat kali. Ini lantaran amukan Marsono (50) sudah meresahkan dan membahayakan keselamatan warga Kelurahan Pasir Kidul, Purwokerto Barat. Sejak pukul 09.30 Rabu (4/10) kemarin, Marsono mengamuk di kediaman adiknya itu. Siti Zubaidah adik ipar sekaligus pemilik rumah menuturkan, awalnya Marsono datang membawa batu ke rumahnya. Setelah dibukakan pintu, Marsono menanyakan keberadaan Astoto, adik kandung Marsono, suami Siti. "Setelah saya bukakan pintu, Marsono langsung masuk ke rumah dan bilang akan membunuh suami saya. Saya ketakukan, dan langsung lari minta tolong ke warga," ujar dia saat ditemui di Mapolsek Purwokerto Barat. Tidak disangka, Marsono masuk ke dalam rumah dan mengambil sebilah pisau dapur. Dia terus mencari keberadaan Astoto. Karena tak menemukan adiknya yang sudah berangkat kerja, Marsono mengamuk di rumah berlantai dua tersebut. "Semua kaca dipecah, barang-barang di dalam rumah juga dipecahkan semua. Kursi, meja dan benda lainnya dilempar ke luar rumah. Saya ketakukan, tapi warga juga tidak berani masuk ke dalam rumah, takut terkena amukan," tutur dia. Semakin lama, warga yang berdatangan semakin banyak. Namun tak ada satupun yang berani masuk ke dalam rumah mengamankan Marsono. Akhirnya, warga melapor ke Mapolsek Purwokerto Barat. Beberapa saat kemudian, anggota Polsek Purwokerto Barat tiba di lokasi. Awalnya, polisi berusaha membujuk Marsono untuk menghentikan amukannya itu. Sayang, upaya itu tidak membuahkan hasil. Marsono terus saja melempar barang-barang rumah tangga ke luar rumah. Bahkan, salah seorang anggota Polsek sempat terkena lemparan kursi hingga mengalami luka jahit di kepala. Kapolsek Purwokerto Barat AKP Susanto SH mewakili Kapolres Banyumas AKBP Bambang Yudhantara Salamun SIK menjelaskan, untuk meringkus Marsono polisi terpaksa mengluarkan tembakan peringatan. Tujuannya, untuk memberi efek takut dan pengalih perhatian. "Setelah tembakan peringatan, pelaku berhasil diringkus. Saat itu, dia sedang berada di dalam kamar dengan kondisi pintu terkunci dan terpaksa didobrak. Beruntung, saat itu Marsono hanya memegang sebilah kayu sehingga memudahkan petugas untuk meringkus, meski sempat meronta dan melawan," jelas dia. Usai berhasil diringkus sekira pukul 12.30, Marsono langsung dibawa ke Mapolsek Purwokerto Barat. Warga yang berada di sekitar lokasi sudah kadung emosi dengan ulah Marsono. Mereka lalu mencuri kesempatan dengan melayangkan bogem mentah ke wajah Marsono. Kapolsek mengungkapkan, menurut keterangan pihak keluarga, Marsono diduga mengalami depresi akibat permasalahan keluarga yang dihadapinya. Kabarnya, Marsono sudah diusir istrinya lantaran lama menganggur dan sempat menawarkan rumah warisan mertua untuk dijual. "Marsono akan dikirim ke rumah sakit untuk memeriksakan kondisi kejiwaan, jika korban menuntut dan pelaku dinyatakan normal maka akan diproses secara hukum. Namun sebaliknya, jika pelaku dinyatakan alami gangguan jiwa oleh dokter, kasus ini gugur demi hukum," tegas Kapolsek. Menurut pengakuan keluarga, Marsono dikenal akrab dengan keluarga adiknya. Bahkan, Marsono sering ke rumah adiknya dan ikut makan di rumah adiknya itu. "Tadi pagi katanya datang ke rumah adiknya pagi sekali, sekitar pukul 05.00. Sempat sarapan disitu, sempat membangunkan keponakannya untuk sekolah dan mengobrol dengan Astoto tapi tidak ada pertengkaran. Marsono pergi setelah Astoto berangkat kerja, tapi ternyata Marsono datang lagi dan mengamuk," imbuh Kapolsek. (mif)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: