Pusat Oleh-Oleh Khas Daerah di Purwokerto Cenderung Lesu

Pusat Oleh-Oleh Khas Daerah di Purwokerto Cenderung Lesu

PURWOKERTO- Hingga H+4 lebaran ini, sejumlah pusat oleh-oleh di Purwokerto cenderung lesu. Meski ada peningkatan pengunjung sejak tiga hari terakhir, namun lonjakan tidak sedrastis libur lebaran tahun lalu. Pantauan di sejumlah toko oleh-oleh di wilayah Sawangan, Kamis (29/6) kemarin, meski ada peningkatan pengunjung dibandingkan hari-hari biasa, namun jika dibandingkan libur lebaran selama empat tahun terakhir, tingkat penjualan oleh-oleh di tahun ini yang terburuk. SIAPKAN PESANAN : Pedagang oleh-oleh khas Purwokerto sedang menyiapkan pesanan pemudik yang hendak kembali ke perantauan. Sayangnya, omzet lebaran tahun ini cenderung menurun. (DIMAS PRABOWO/RADARMAS) Hal itu diakui salah satu pemilik toko oleh-oleh di Sawangan, Agung Wahyu Widodo. Menurutnya, penurunan penjualan bahkan sudah terjadi sejak sebelum lebaran, terutama sejak H-15 hingga H-1 lebaran. Ada penurunan omzet sebesar 10 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. "Kita belum tahu juga ke depannya seperti apa. Kalau hanya kurvanya yang bergeser, maka totalnya akan sama. Namun sampai saat ini belum tahu apakah puncaknya hari ini (kemarin, red) atau besok (hari ini, red). Kita sekarang juga masih harap-harap cemas," ujarnya saat ditemui Radarmas kemarin. Meski demikian, Agung mengakui ada peningkatan omzet sejak tiga hari lalu, yaitu sejak Selasa (27/6). Peningkatan yang terjadi juga tidak setinggi tahun-tahun sebelumnya. Dia berharap ada peningkatan yang lebih baik lagi menjelang habis masa libur lebaran mendatang. Sebab berdasarkan data pemudik tahun lalu, tahun ini jumlah pemudik relatif sama. "Kalau hari ini adalah peak (puncak), maka dipastikan ada penurunan omzet antara 10-15 persen. Jadi semua tergantung besok," jelasnya. Menurutnya, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan penjualan oleh-oleh khas Banyumas. Dia menilai masa libur panjang bisa menjadi salah satu penyebabnya. Dengan demikian, pengunjung kemungkinan akan terbagi-bagi atau tidak menumpuk di hari tertentu. "Lalu faktor kedua juga bisa dari luar, yaitu faktor kebutuhan anak-anak sekolah yang diprioritaskan orang tua, sehingga lebih memilih tidak membeli oleh-oleh untuk dibawa kembali ke perantauan," kata dia. Yang terakhir, akses atau ruang parkir yang terbatas di daerah Sawangan juga bisa menjadi penyebab menurunnya omzet penjualan oleh-oleh. Sejak diberlakukannya aturan parkir paralel oleh Dinas Pehubungan Banyumas, hal itu jelas sangat berpengaruh pada spase atau ruang parkir kendaraan pengunjung. "Jadi pengunjung yang tidak kebagian ruang parkir, cenderung bablas, karena dinilai tidak praktis," pungkasnya. Hal senada juga disampaikan petugas parkir di daerah Sawangan yang enggan menyebut namanya. Menurutnya, tingkat keramaian pengunjung pada libur lebaran tahun ini menurun drastis dibanding tahun lalu. "Tahun ini sangat menurun jika dilihat dari kendaraan yang parkir di pusat oleh-oleh di Sawangan ini. Biasanya setelah Lebaran, wilayah ini selalu penuh kendaraan, mulai dari siang sampai malam hari. Namun sekarang masih banyak ruang kosong," kata dia. Berkaitan dengan kebijakan parkir paralel, dia mengaku tidak keberatan. Pasalnya, aturan tersebut sudah diterapkan sejak tahun lalu, sehingga seharusnya tahun ini tidak menjadi masalah. "Pengunjung juga nurut kalau disuruh parkir paralel. Dan lalu-lintas juga masih cukup normal. Jadi saya rasa penurunan ini bukan karena parkir paralel, tapi lebih cenderung libur yang cukup panjang," imbuhnya. (bay/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: