Luhut Sebut Harga Tes PCR Sesuai Arahan Presiden Rp 300 Ribu, Puan Beri Kritik Masih Membebani Masyarakat

Luhut Sebut Harga Tes PCR Sesuai Arahan Presiden Rp 300 Ribu, Puan Beri Kritik Masih Membebani Masyarakat

JAKARTA — Ketua DPR RI Puan Maharani mengkritik harga tes PCR yang ditetapkan Presiden Jokowi sebesar Rp300 ribu. Harga itu masih membebani masyarakat. “Harga Rp300 ribu masih membebankan masyarakat, jangan sampai harga tes PCR lebih mahal dari harga tiket transportasi,” kata Puan dalam keterangannya, Rabu (27/10/2021). Misalnya saja, lanjut Puan, saat ini ada tiket kereta api yang harganya di kisaran Rp 75 ribu untuk sekali perjalanan. Begitu pula dengan transportasi seperti bus dan kapal laut. “Saya kira kurang tepat bila kemudian warga masyarakat pengguna transportasi publik harus membayar lebih dari 3 kali lipat harga tiket untuk tes PCR,” terangnya. Kendati demikian, politisi PDI-Perjuangan itu bahwa tes PCR bertujuan untuk mengantisipasi gelombang pandemi Covid-19. “Namun hendaknya harga PCR jangan lebih mahal dari tiket transportasi publik yang mayoritas digunakan masyarakat,” terang Puan. Selain itu, Puan juga menyoroti fasilitas kesehatan di daerah yang akan melakukan tes PCR jika kebijakan ini diberlakukan. “Kemampuan fasilitas kesehatan harus menjadi pertimbangan sebelum pemerintah menjadikan PCR sebagai syarat perjalanan di semua moda transportasi,” pungkasnya. https://radarbanyumas.co.id/ylki-desak-cabut-aturan-wajib-tes-pcr-untuk-penumpang-pesawat/ Sebelumnya, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Presiden Joko Widodo meminta agar harga tes PCR turun menjadi Rp 300.000. Hal ini disampaikan Luhut dalam konferensi pers melalui kanal YouTube Sekretariat Presiden, pada Senin (25/10/2021). “Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300.000 dan berlaku selama 3×24 jam untuk perjalanan pesawat,” kata Luhut. Luhut mengatakan, meskipun kasus Covid-19 sudah menurun, pemerintah harus tetap memperkuat 3T (testing, tracing, treatment). Kemudian, protokol kesehatan 3M agar tidak terjadi lonjakan kasus terutama selama periode libur Natal dan tahun baru. “Secara bertahap penggunaan PCR akan diterapkan pada transportasi lainnya selama mengantisipasi Natal dan Tahun Baru,” ujarnya. Ia juga mencontohkan, syarat penerbangan ke Bali juga menggunakan tes PCR pada tahun lalu. Namun, mobilitas masyarakat tetap tinggi meski tanpa varian Delta. Saat ini, kata Luhut, mobilitas di Bali sudah sama seperti libur Natal dan Tahun Baru tahun lalu. “Sehingga ini akan meningkatkan risiko kenaikan kasus Covid-19,” ucapnya. (*/muf/pojoksatu/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: