Pola Perampokan di Sumpiuh Serupa Kasus Perampokan Pekuncen
Toko Sembako Beny Sudah Lama Diincar PURWOKERTO- Polisi tampaknya mendapat lawan yang tak mudah ditangkap dalam kasus perampokan di Banyumas akhir-akhir ini. Kini, Polres Banyumas membentuk tim investigasi khusus untuk mengungkap kasus perampokan Toko Sembako Benny di Pasar Sumpiuh. Kapolres Banyumas AKBP Azis Andariansyah SH SIK MHum mengatakan, polisi tak pernah tinggal diam. Anak buahnya terus bergerak mencari setiap petunjuk. "Kami mempelajari beberapa fakta yang ditemukan dari lokasi kejadian. Dilihat dari polanya, kasus perampokan Toko Sembako Benny itu serupa dengan pola perampokan juragan gula di Pekuncen pada Desember lalu," jelasnya, Selasa (24/1) kemarin. Namun demikian, kemiripan pola perampokan tersebut bukan berarti ada benang merah antara kedua peristiwa yang terjadi dalam satu bulan terakhir ini. "Bisa jadi ada keterkaitan. Tapi kita belum menemukan benang merahnya dengan peristiwa akhir tahun kemarin di Pekuncen," ungkapnya. Disinggung tentang apa saja kemiripan pola antara dua kasus perampokan tersebut, Kapolres mengatakan, yang pertama bisa dilihat dari bagaimana pelaku menjalankan aksi mereka. Ada pembagian tugas yang jelas. Selain ada pelaku yang masuk ke rumah, kawanan rampok itu pun memasang personel yang bertugas memantau situasi sekitar sekaligus menyiapkan kendaraan untuk kabur. Pelaku membawa senjata dan juga memakai cadar. "Dari keterangan yang kami kumpulkan, Sumpiuh dan Pekuncen ya seperti itu," kata dia. Tentang barang bukti di lokasi kejadian seperti tangga, karung dan tali plastik, Kapolres mengatakan, itu semua hampir pasti sudah disiapkan oleh para pelaku. Tentang berapa jumlah pelaku perampokan di Sumpiuh, Kapolres memperkirakan jumlah pelaku lebih dari empat orang. "Kita belum tahu pasti, menurut keterangan saksi korban ada empat orang yang masuk ke dalam rumah. Tapi sangat mungkin jika ada orang lain yang terlibat, mungkin juga ada pengantarnya, ada yang menunggu di kendaraan dan ada juga yang mengawasi situasi sekitar," tandasnya. Kapolres menambahkan, pihaknya juga belum dapat memperkirakan asal kelompok rampok bersenjata tajam tersebut. "Belum dapat disimpulkan, apakah ada orang lokal yang terlibat atau tidak. Semua masih diselidiki," imbuhnya. Yang jelas, kasus perampokan Toko Sembako Benny yang membuat korban menderita kerugian uang tunai Rp 400 juta dan 1,5 ons emas tersebut sudah direncanakan sejak jauh-jauh hari sebelumnya. "Mereka memang sudah mengincar Toko Sembako Benny," tandas Kapolres. Sebagaimana diwartawakan sebelumnya, kawanan rampok bergolok beraksi lagi korban bos Ruko Sembako Beni kompleks Pasar Sumpiuh, Kecamatan Sumpiuh, Senin (23/1) dinihari lalu. Pemilik Ruko Sembako Beni yang bernama Ucok Rojali (58) menuturkan, perampokan yang menimpanya itu terjadi sekira pukul 03.00. Saat itu, dia tengah tertidur lelap bersama isteri tercintanya, Musriyati (50). Tiba-tiba pintu kamar tidurnya di lantai dua digedor-gedor. Rojali yang kemudian membuka pintu tersebut langsung diacungi. Perampok lantas mengikat Rojali dan istrinya. Mereka lantas menguras uang dan perhiasan dari dalam lemari. (mif/dis)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: