Kendalikan Harga Cabai Jangka Panjang, Manfaatkan Lahan Tidak Terpakai
PURWOKERTo- Tim Pemantau dan Pengendalian Inflansi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas, Selasa (17/1), memantau harga kebutuhan pokok masyarakat, terutama harga cabai rawit merah. Belakangan ini, harga cabai berada di angka lebih dari Rp 100 ribu. Kepala Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Purwokerto, Ramdan Denny Prakoso mengatakan, inflasi di Purwokerto selama 2016 sebesar 2,42 persen. Sementara secara nasional sebesar 3,02 persen dan Jawa Tengah 2,36 persen. "Inflasi di Purwokerto terbilang tidak tinggi untuk tahun lalu. Karena untuk wilayaha Jawa Tengah inflasi di Cilacap 2,77 persen dan di Tegal 2,71 persen," katanya. Menurut Ramdan, TPID bersama Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banyumas telah membedah penyebab inflasi di Purwokerto. Antara lain disebabkan komoditas bawang merah, bawang putih, cabai, minyak goreng, dan rokok. Ke depannya tengah dibahas solusi untuk mengendalikan harga cabai secara jangka panjang. Menurut Ramdan Denny, salah satu langkah yang dilakukan adalah dengan memanfaatkan lahan marginal atau lahan yang tidak terpakai untuk menanam cabai secara khusus. "Paling tidak TPID bisa menjadi salah satu penyuplai cabai di Banyumas," ujar Denny. Denny menuturkan, pemanfaatan lahan tersebut saat ini sedang melalui proses pematangan. TPID bersama Pemerintahan Kabupaten Banyumas tengah menggodok arah yang tepat dalam memanfaatkan lahan marginal itu. Menurutnya, jika sebagian besar masyarakat bisa memenuhi kebutuhan cabai sendiri, diharapakan dapat menekan harga cabai. Sementara itu, Asisten Ekonomi dan Pembangunan Setda Kabupaten Banyumas, Didi Rudwiyanto menambahkan, ada evaluasi satuan menghadapi kelangkaan dan mahalnya harga cabai. Evaluasi itu dilakukan melalui ketahanan pangan seperti yang dilakukan pada 2005 lalu, dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan pot-pot yang ada di Dasawisma. TPID Kabupaten Banyumas akan bekerjasama dengan Tim Penggerak PKK, Dinas Pertanian Kabupaten Banyumas, dan BI Kantor Perwakilan Purwokerto untuk membantu benih cabai yang akan ditanam oleh masyarakat. "Kami sedang menginvestarisir lahan-lahan milik pemda yang dapat dijadikan sebagai pilot project penanaman cabai," tutur Didi. Proses pencarian lahan itu juga diimbangi dengan pencarian iklim yang cocok, lahan luas, dan jenis cabainya. Dengan begitu dapat dilakukan panen hingga tiga bulan. Masyarakat tidak akan lebih siap lagi jika terjadi kenaikan harga cabai seperti saat ini. (ely/acd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: