Ratusan Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Baturraden Tertular IMS

Ratusan  Ibu Rumah Tangga di Kecamatan Baturraden Tertular IMS

PURWOKERTO- Pola penularan Infeksi Menular Seksual (IMS) di wilayah Kecamatan Baturraden, banyak dialami kalangan Ibu Rumah Tangga (IRT). Banyak IRT yang mengeluh mengalami keputihan, di antaranya ibu-ibu hamil. Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata tertular IMS jenis servisitis. Kepala Puskesmas II Baturraden, Baharudin, didampingi Admin Klinik IMS, Harini Pujilestari SKM mengatakan, dari kunjungan IRT yang mengeluh keputihan, hampir 80% setelah diperiksa baru diketahui tertular IMS jenis servisitas. HL----Ruang-pemeriksaan-IMS-di-Puskesmas-1-Baturraden-(1) Dimungkinkan, pola penularan ini berasal dari pasangan (suami) yang melakukan hubungan seksual beresiko yang sering bergonta ganti pasangan mengakses Wanita Pekerja Seks (WPS). Kendati demikian, pola penularan dari suami sendiri ini tak bisa dipastikan, karena yang sering terjadi IRT memeriksaan dirinya sendiri bukan bersama pasangannya. "Ibu rumah tangga rentan sebagai korban. Tapi kami tidak bisa menghakimi, apakah tertular oleh suaminya. Hanya kemungkinan saja sifatnya. Karena kebanyakan ibu rumah tangga tersebut mengaku suaminya kerja di luar kota. Idealnya, memang pasangan suami istri periksa bersamaan, tapi faktanya yang sering terjadi si suami tidak ikut periksa," katanya saat ditemui Radar Banyumas di ruang kerjanya, baru-baru ini. Menurut dia, IMS ini patut diwaspadai, karena merupakan pintu gerbang penularan HIV/AIDS yang mematikan. Selain itu, wilayah Baturraden merupakan wilayah resiko tinggi karena tak bisa disangkal banyak WPS yang menjadi warga kost di sejumlah wilayah tersebut. Kerentanan penularan IMS juga tinggi, karena faktanya dari WPS yang memeriksakan diri atau diperiksa 99% terpapar IMS. "Temuan di pemeriksaan kami, kelompok ibu rumah tangga yang terpapar IMS cukup tinggi. Tapi untuk jumlahnya berapa kami tak bisa memastikan. IMS ini memang pintu gerbang HIV/AIDS, sebenarnya di wilayah baturraden sendiri sudah dibentuk warga peduli AIDS tapi sayangnya tidak jalan," ungkapnya. Temuan kasus yang serupa juga banyak didapati klinik IMS Puskesmas I Baturraden. Kepala Puskesmas I Baturraden, Kabul Harsonomengakui banyak temuan kasus IRT yang terpapar IMS. Dia mengatakan, kurang lebih 100 IRT yang awal mulanya mengeluh keputihan setelah menjalani pemeriksaaan terpapar IMS jenis servisitas, Bacterial vaginoses dan candida. Bahkan banyak diantara mereka, justru ibu hamil yang alami IMS. "IMS memang tidak identik karena perilaku seksual, semisal bacterial vaginosis dan kandidiasis, bisa karena perilaku yang kurang bersih. Tapi memang untuk servisitas kemungkinan besar tertular lewat hubungan seksual dengan suaminya yang berhubungan dengan pasangan lain yang sudah tertular. Di kami sendiri, saat ada keluhan keputihan, langsung dilakukan pemeriksaan anamnesa, pemeriksaan fisik dan lab agar diketahui jenis IMS dan penangannya," kata Kabul terpisah saat ditemui oleh Radarmas di ruang kerjanyan. Hal yang juga seringkali terjadi, seorang IRT yang telah memeriksakan diri lantas mendapat pengobatan dan pulih, kerap kembali dan didapati terpapar IMS kembali. Jika kasus ini yang terjadi, sangat dimungkinkan, IRT tersebut tertular lewat hubungan seksual dengan suaminya yang menjalani perilaku seksual beresiko dengan pasangan lain yang sudah tertular. Karena itu pulalah, IRT juga disarankan dengan pendekatan humanis untuk memeriksaan di VCT apakah ada kemungkinan HIV/AIDS."IMS sendiri memang pitu gerbang masuknya HIV dalam tubuh. IMS sendiri sangat erat kaitannya dengan pleaku hubungan seksual. IMS memang kerap didapati bagi kalangan WPS. Saat seseorang sering melakukan hubungan seks tidak aman, semakin rentan menderita IMS," imbuhnya. (ziz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: