Jalur Searah di Purwokerto Perlu Kajian Secara Menyeluruh

Jalur Searah di Purwokerto Perlu Kajian Secara Menyeluruh

PURWOKERTO - Wacana jalan satu arah di Perkotaan Purwokerto perlu dikaji secara menyeluruh. Berbagai dampak yang ditimbulkan perlu diantisipasi, baik dampak positif maupun negatif. Sekretaris Organda Banyumas Is Heru Permana menyebutkan, kondisi saat ini dinilai sudah jauh lebih baik, terutama di bidang bisnis transportasi dan ekonomi usaha. "Jika dibandingkan kebijakan jalan satu arah yang sebelumnya sudah dilakukan Pemkab Banyumas beberapa tahun belakangan. Kondisi sekarang sudah cukup baik," ujarnya. jalur JALAN PROTOKOL: Jalan Jendral Soedirman Purwokerto di sore hari Menurutnya, dengan kondisi jalan saat ini, Purwokerto jauh lebih dinamis. Hal itu karena kemudahan akses jalan di Purwokerto, sehingga orang tidak perlu lagi memutar untuk menuju suatu tempat, terutama berkaitan dengan waktu tempuh. Is Heru menjelaskan, wacana jalan satu arah akan berdampak pada usaha transportasi umum di dalam kota. Sehingga perlu ada kajian secara menyeluruh berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan. Namun dia mengaku tidak menolak wacana tersebut, hanya saja untuk saat ini dinilai belum diperlukan. "Sekarang beberapa jalan juga masih ada yang satu arah. Namun kalau kepadatan atau kemacetan sudah tidak bisa dihindarkan lagi, mungkin jalan satu arah bisa jadi solusi. Namun sifatnya insidental saja," ujarnya. Dia menyampaikan, untuk saat ini peningkatan infrastruktur jalan seharusnya lebih digencarkan oleh pemerintah. Pasalnya, sejumlah ruas jalan yang ada di perkotaan dinilai sudah tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang didominasi kendaraan pribadi. "Perbandingan kapasitas jalan dengan jumlah kendaraan saat ini sudah sangat jauh. Hal itu yang kerap menimbulkan kepadatan lalu lintas," jelasnya. Oleh karena itu, perlu ada upaya khusus juga dari pemerintah untuk lebih memajukan sektor transportasi dalam kota, khususnya untuk mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan Purwokerto. "Perlu ada koordinasi lebih lanjut antara pemerintah dan pengusaha angkutan, sehingga bisa meningkatkan kualitas pelayanan, terutama waktu tempuh, termasuk untuk mengurai kepadatan akibat banyaknya angkutan yang ngetem," jelasnya. (bay/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: