Berdarah Indonesia-Amerika, Sutjiati Narendra dari New York Hingga Raih Dua Emas PON XX Papua, Digenjot Latiha

Berdarah Indonesia-Amerika, Sutjiati Narendra dari New York Hingga Raih Dua Emas PON XX Papua, Digenjot Latiha

Sutjiati Narendra dalam syukuran di Bandar Lampupng kemarin (12/10). (RURI SETIAUNTARI/RADAR LAMPUNG) Teknik Sutjiati Narendra sudah bagus ketika pertama bergabung dengan tim senam Lampung berkat latihan di AS sejak usia 8 tahun. Setelah membela daerah, kini dia bersiap membela negara. RURI SETIAUNTARI, Bandar Lampung SENYUMNYA tak henti-henti tersungging. Mengenakan kebaya yang dipadupadankan dengan celana jeans, Sutjiati Narendra ramah menyambut setiap tamu. "Sangat terharu. Dukungan yang saya terima luar biasa," ungkap remaja berdarah Indonesia dan Amerika Serikat (AS) tersebut, seperti dilansir Radar Lampung. Acara di rumah keluarga Sutji di kawasan Jalan Bayam Kemiling, Bandar Lampung, itu merupakan syukuran atas keberhasilannya di PON XX Papua. Atlet senam ritmis tersebut menyumbangkan 2 emas di nomor peralatan bola dan simpai (pita) serta 1 perak di nomor all-round bagi Lampung. https://radarbanyumas.co.id/yang-kontroversial-di-pon-xx-papua-2021-kena-pukulan-jelang-garis-finis-gagal-raih-emas/ Raihan itu merupakan buah kerja keras putri sulung pasangan Andy-Christine Narendra tersebut setelah mempersiapkan diri dua tahun terakhir. Dimulai dengan kepulangan keluarganya dari AS ke Lampung pada 2018. Sang ayah, Andy, memang berasal dari Lampung. Sementara itu, ibunda Sutji, Christine, adalah warga AS. Nenek dari pihak sang ayah pun masih berdomisili di provinsi di ujung selatan Sumatera tersebut. Sutji dilahirkan di New York, AS. Dara bernama lengkap Sutjiati Kelanaritma Narendra itu mulai mengenal senam pada usia 8 tahun. Karena ketekunan dan bakatnya, dia sebenarnya juga berpeluang masuk tim senam Negeri Paman Sam. Namun, Sutji sama sekali tak menyesal ketika harus meninggalkan AS dan pindah ke kampung halaman sang ayah. Dia mencintai tanah kelahiran ayahnya. Hal itu juga membuatnya bersemangat membela Lampung dalam PON tahun ini. Dulu, ketika awal Sutji menggeluti senam di AS, sang ayah memang berpesan agar dia menjalani pilihannya dengan sungguh-sungguh dan bertanggung jawab. "Karena itu, harus selalu disiplin saat berlatih dan bersungguh-sungguh melakukannya," katanya. Yulianti, pelatih Sutji yang juga mantan atlet senam Lampung, menyebut teknik anak didiknya itu sudah bagus saat kali pertama bergabung dengan Puslatda Lampung. Namun, Yulianti dan tim pelatih terus mencari kekurangannya. Ketika itu, persiapan dilakukan untuk mempersiapkan Sutji mengikuti kejuaraan dunia junior. "Jadi, kami perbaiki fisiknya. Seperti kekuatan, speed, dan endurance atau daya tahan," ujarnya. Sutji dan para atlet Lampung lain digenjot latihan berdurasi delapan jam per hari. Yang dibagi dalam dua sesi. Dalam seminggu, maksimal ada 12–13 sesi program latihan. "Jadi, semakin mendekati kompetisi, ada program-program latihan yang dikhususkan hingga kompetisi berlangsung," jelasnya. Semua itu dijalani Sutji sembari tak mengabaikan pendidikan. Dia homeschooling setara SMA yang diikuti secara daring dengan pengajar dari AS. Perlahan, Sutji pun semakin mengenal kota barunya, negara barunya. Penguasaan bahasa Indonesianya, seperti terlihat dalam percakapan di sela syukuran tadi malam, juga semakin bagus. Kosakatanya di sana-sini memang masih bercampur dengan bahasa Inggris. Namun, "logat bule" Sutji sudah semakin hilang. Sutji pun bersyukur karena merasa mendapat dukungan penuh dari KONI, Persani Lampung, dan warga setempat. Baik saat mempersiapkan diri maupun ketika bertanding. Hal itu terlihat ketika Sutji bersama Tri Wahyuni, koleganya sesama atlet senam ritmis Lampung yang juga menyumbangkan satu perak, tiba di Bandar Lampung pada Senin (11/10). Plt Kadis Pemuda dan Olahraga Provinsi Lampung Descatama Paksi Moeda dan Ketua Persani Lampung dr Reihana turut menyambut di gedung KONI Lampung. "Kami sangat mengapresiasi Sutji dan teman-teman yang sudah memberikan prestasi terbaik untuk Lampung. Ini salah satu bukti bahwa hasil pembinaan kita berjalan dengan baik," tutur Descatama. Di sisi lain, Reihana selalu mengingatkan para atlet agar tak meremehkan lawan. "Harus tetap rendah hati," ucap Reihana yang juga Kadinkes Lampung. Sutji tak akan berlama-lama menikmati keberhasilan di PON Papua. Sebab, tugas berikutnya sudah menanti. Yakni, membela negara di SEA Games tahun depan. Meski jadwal SEA Games belum jelas, dia dijadwalkan mengikuti training camp di Bulgaria untuk mempelajari gerakan dan elemen baru. "Setelah itu, latihan dan melakukan persiapan khusus untuk SEA Games," paparnya. (jpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: