Evaluasi Mudik dan Rencana Tahun Depan - Atur Genap Ganjil Kendaraan di Jalur Mudik

Evaluasi Mudik dan Rencana Tahun Depan - Atur Genap Ganjil Kendaraan di Jalur Mudik

Bikin Aplikasi Pemantau Tujuan Mudik JAKARTA- Pemerintah telah mengakui kalau mereka terlalu menggantungkan pada jalur tol saat mudik tahun ini. Imbasnya, masyarakat pun punya pikiran sama, bisa mudik dengan lancar via tol. Tapi, yang terjadi sebaliknya, tol malah membuat petaka. Atur-Genap-Ganjil-Kendaraan-di-Jalur-Mudik Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia Danang Parikesit menilai, pemerintah terkesan meremehkan arus mudik tahun ini dengan perencanaan yang terlalu optimistis. Salah satunya, prediksi pertumbuhan pengguna kendaraan pribadi yang dinilai setengah dari pertumbuhan riil. "Apabila perencanaan pemudik via tol lebih akurat, harusnya ada simulasi lokasi kemacetan dan panjang antrian. Sehingga, upaya mitigasi bisa dilakukan," jelasnya. Dia berharap, pemerintah bisa belajar dari pengalaman ini dan bersiap untuk momen-momen arus kendaraan di masa mendatang. Salah satunya, momen natal dan tahun baru (Nataru) yang akan berlangsung akhir tahun ini. "Bukan hanya itu. Tahun depan angkutan lebaran akan lebih sulit. Sebab, lebaran akan jatuh pada awal minggu. Berarti, akumulasi kendaraan akan lebih tinggi," jelasnya. Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan bahwa penumpukan parah di jalan tol itu belum terprediksi sebelumnya. Karena pemerintahpun yakin kalau tol akan bisa menjadi solusi mudik tahun ini. "Semua orang yakin tol aman akhirnya bertumpuklan. Di lain pihak jalur selatan tidak terlalu padat," kata JK awal pekan lalu. Dia menuturkan sebenarnya sebelum Lebaran itu juga sudah ada berbagai alternatif solusi untuk mengatasi kemacetan. Seperti menjual tiket tol di minimarket. Tidak lagi digerbang tol. JK sejak awal memprediksi kalau antrean di pintu masuk dan keluar tol itu tidak akan terhindarkan. Satu kendaraan setidaknya butuh 15 detik. Lantas dikalikan berjuta kendaraan yang melintas. Tahun depan, dia mengusulkan ada langkah yang lebih progresif lagi. Misalnya dengan mengatur kendaraan yang masuk di jalur mudik selama libur lebaran yang bisa sampai empat hari. Pengaturan itu didasarkan pada angka ganjil dan genap nomor kendaraan. "Misalnya nomor ganjil Sabtu dan Senin. Lalu nomor genap Minggu dan Selasa," tutur JK. Selain itu, tahun depan tidak boleh lagi hanya bertumpu pada satu jalur mudik saja. Harus ada pemecahan jalur agar kendaraan tidak bertumpuk. Pria yang juga menjabat sebagai ketua Umum PMI itu menyebutkan tahun depan PMI juga akan lebih siaga lagi. Sebab, pada musim mudik tahun ini, PMI pun menganggap semua sudah lancar dan tidak akan ada kendala berarti. Bahkan, pilot helikopter PMI pun diperbolehkan mengambil cuti tidak seperti tahun-tahun sebelumnya. "Helikopter setidaknya bisa menjatuhkan makanan, bisa mengangkat orang sakit," ungkap JK. Sementara angka kecelakaan lalu lintas tahun ini jauh turun dibandingkan tahun lalu. Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Mabes Polri Irjen Agung Budi Maryoto menuturkan tahun lalu kecelakaan sebanyak 3172 kejadian, sekarang turun jadi 2979 kejadian asja. Jumlah korban meninggal dunia turun pula dari dari 694 orang menjadi 558 orang. "Tahun ini lebih baik dari tahun lalu. barometer angka kecelakaan turun," ujarnya saat dihubungi Jawa Pos kemarin (17/7). Soal kemacetan horror di Brexit,mantan Kapolda Kalimantan Selatan itu mengakui ada beberapa hal yang meleset dari rencana awal dan menjadi penyebab kondisi tersebut. Misalnya pasar tumpah dan dua jembatan juga belum selesai pembangunannya. Dia juga prihatin dengan korban korban meninggal dunia di brexit. "Namun karena rata-rata penanganannya di puskesmas dan bukan kasus kecelakaan, kami tidak memberikan penanganan ekstra saat itu," ujar dia. Nah, untuk mengantisipasi hal serupa tahun depan, pihaknya saat ini tengah menyiapkan sejumlah terobosan. Salah satunya dengan membuat aplikasi pelaporan mudik. Sebelum berangkat, masyarakat diminta untuk mengisi aplikasi tersebut. "Agar kita tahu, misal yang ke Solo berapa. Yang ke Semarang berapa," tuturnya. Dengan data tersebut, jajarannya diharapkan bisa melakukan analisis awal. Yang mana, itu akan digunakan sebagai bahan dalam menentukan kebijakan dan strategi lalu lintas. Oleh karenanya, dia meminta masyarakat untuk mau bekerjasama dengan cara mengisi keterangan di aplikasi tersebut. Dia mengatakan jika upaya untuk menekankan angka kecelakaan lalu lintas juga terus dilakukan. Khususnya dengan menekan jumlah pemudik motor. Sebab, dari total jumlah kecelakaan dan korban meninggal dunia, lebih dari 60 persennya adalah pengendara motor. Namun, pihaknya belum bisa memastikan langkah apa yang akan diambil. Sebab hal itu masih dalam kajian. Sekretaris Jenderal Kementerian Perhubungan Sugihardjo pun sudah berancang-ancang untuk memperbaiki kinerja operasi lebaran dengan evaluasi yang ada. Dia tak menampik, kasus brexit memang menjadi salah satu fokus. Sebab, persoalan ini bukan permasalahan mengancam nyawa seperti kecelakaan kendaraan. Namun, korban tersebut disebabkan kemacetan. "Yang paling dicermati arus kendaraan yang rupanya terpusat pada satu jalur. Yakni, pantura (pantai utara). Hal itu sudah langsung ditangani pada arus balik yang justru membuat jalur selatan lebih padat. Juga dengan menetapkan batas antrean maksimal 5 kilometer. Kalau lebih pintunya dibebaskan (digratiskan)," jelasnya. Secara teknis, dia mengaku bahwa terjebaknya pemudik di ruas tol brebes dikarenakan pengerucutan jalur. Pengemudi dari Jakarta atau Bandung masuk tol melalui gerbang Cikarang Utama yang mampu mengerahkan 23 gardu pembayaran. Sedangkan jumlah maksimal gardu pada pintu gerbang Brebes Timur hanya delapan lajur. "Istilahnya dari tol mayor ke minor sudah pasti ada kemacetan. Itu dibuktikan dari arus balik yang sebenarnya tak ada masalah," ungkapnya. Karena itu, dia mengatakan kementerian perhubungan mencanangkan agar tol transjawa dari Jakarta bisa sampai ke Semarang. Dengan begitu, pintu keluar pun mempunyai kapasitas yang sama dengan pintu masuk. "Selain itu, kemungkinan akan diberlakukan sistem buka tutup tol. Hal itu untuk menjaga salah satu standar pelayanan di jalan tol. Yakni, kecepatan minimum.  Jika ternyata arus kendaraan lebih lambat dari kecepatan minimum, harus ditutup," jelasnya. Dia pun menghimbau agar masyarakat bisa lebih cermat dalam memilih jalur dalam mudik tahun depan.  Salah satunya, dengan terus memantau informasi dan menggunakan aplikasi peta online. "Saya sendiri sebagai contoh orang yang menggunakan aplikasi. Terbukti bisa menghindari kemacetan yang ada," terangnya. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) segera membangun perlintasan sebidang di tiga titik yang dinilai menjadi bagian sumber kemacetan parah kawasan Brebes. Hal tersebut merupakan bagian dari hasil evaluasi arus mudik Idul Fitri 2016. Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, mengatakan pembangunan tiga perlintasan sebidang untuk melewati perlintasan kereta api itu sudah memasuki tahap survey di lapangan. "Desain sekarang lagi di lapangan. Saya kira sebulan sampai dua bulan selesai (survey dan desainnya)," ujarnya ditemui di gedung Kementerian BUMN, Kamis (14/07). Dia menyebut ada tiga perlintasan kereta api yang menjadi sumber kemacetan yaitu di Klonengan (Margasari, Brebes), Paguyangan (jalur Ajibarang – Brebes), dan Prupuk (Tegal). Ketiganya masuk kategori urgent untuk segera dibangun dan kemungkinan besar dengan menggunakan flyover (jalan layang). "Akan kita kerjakan tahun ini. Sekarang sedang didesain. Berdasarkan pengalaman dengan (menggunakan) baja. Maka tadi (pertemuan di KemenBUMN) ada Krakatau Steel (PT Krakatau Stell Tbk). Bisa 35 persen dengan beton. Pokoknya yang ke arah selatan dengan flyover," paparnya. Kebutuhan luas per perlintasan sebidang mencapai sekitar 30 meter per satu bidang. Nilai investasi keseluruhan diperkirakan mencapai sekitar Rp 100 miliar. (gen/jun/bil/far)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: