Harga Terus Merangkak Naik, Daging Ayam dan Gula Picu Inflasi Mei

Harga Terus Merangkak Naik, Daging Ayam dan Gula Picu Inflasi Mei

Harga-Terus-Merangkak-Naik PURWOKERTO - Sepekan menjelang ramadan, di sejumlah pasar besar di Banyumas, harga beberapa komoditas terus merangkak naik. Kenaikan diklaim akibat semakin tingginya permintaan. Berdasarkan pantaun Radar Banyumas di Pasar Sokaraja, Pasar Wage dan Pasar Manis, kenaikan harga yang terjadi Rabu (1/6) kemarin terjadi pada komoditas daging ayam ras dari Rp 32.000 menjadi Rp 33.000, daging ayam kampung dari Rp 55.000 sampai Rp 56.000, telur ayam negeri Rp 23.000 menjadi Rp 23.500 dan ikan kembung dari Rp 28.000 menjadi Rp 29.000. Sementara untuk harga beras premium masih stabil di harga Rp 9.500, gula pasir Rp 16.000, minyak goreng curah Rp 12.000, daging sapi Rp 115.000, ikan asin teri Rp 63.000, cabai merah besar keriting Rp 24.000, bawang merah Rp 34.000 dan bawang putih Rp 38.000. Salah satu pedagang daging ayam ras di Pasar Wage Nugroho mengemukakan, naiknya harga daging ayam dikarenakan semakin meningkatnya permintaan. Namun, ia mengatakan harga sudah naik dari peternak dan tengkulak. Sehingga mau tidak mau dirinya ikut menaikkan harga agar tidak merugi."Harganya daging ayam ras saat ini berkisar Rp 33.000," kata Nugroho. Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi (Dinperindagkop) Yunianto berjanji akan terus mengawal harga kebutuhan di lapangan baik di pasar modern maupun pasar tradisional. Dinperindakop siap melakukan sidak dan operasi pasar untuk menurunkan harga, jika terjadi kenaikkan yang terlalu memberatkan konsumen."Kami akan pantau benar-benar harga-harga tersebut di pasaran," tegasnya. "Kami akan bertindak tegas jika da permainan harga yang dilakukan tengkulak dan pedagang dengan pelaksanaan operasi pasar untuk penurunan secepatnya," kata Yunianto dalam Rapat koordinasi antar kedinasan Pemkab Banyumas untuk menghadapi ramadan dan lebaran di Pendopo Si Panji Senin (30/5) lalu. Sementara itu ekspektasi pedagang terkait harga beberapa komoditas pasar perlu diwaspadai menjelang puasa dan lebaran ini. Belum lagi dengan adanya kebijakan pemerintah terkait pemberian THR dan gaji ke-13 kepada para Pegawai Negeri Sipil (PNS). Kepala BPS Banyumas, Edy Aprotuwiyono mengatakan sampai saat ini sudah mulai terjadi kenaikan harga di beberapa komoditas yang ada di pasar seperti, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir, hingga kentang. Hal itu lebih dikarenakan ekspektasi pedagang, dimana menjelang Ramadan dan Lebaran seperti saat ini, sebagian besar warga memiliki kebutuhan yang lebih, termasuk dengan banyaknya peredaran uang yang meningkat dengan adanya THR dan gaji ke-13. "TPID perlu menyiapkan langkah-langkah khusus untuk mengantisipasi lonjakan harga, terutama untuk menghindari kenaikan harga secara sepihak dari pedagang," jelasnya saat Publikasi Inflasi Purwokerto bulan Mei 2016, Rabu (1/6) kemarin. Dia menjelaskan, dua bulan mendatang, yaitu Juni dan Juli memang masih sangat perlu diwaspadai pemerintah, khususnya oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabupaten Banyumas. Sehingga perlu ada langkah khusus seperti melakukan listing pada sejumlah komoditas yang dinilai cukup banyak dicari saat Ramadan dan Lebaran mendatang, seperti gula pasir, gula merah, dan daging, baik daging ayam maupun daging sapi."Kalau sudah ada daftarnya, maka diharapkan bisa segera diantisipasi dengan menggelar operasi pasar sesuai kebutuhan," tegasnya. Berdasarkan data yang ada di BPS Banyumas, kenaikan harga yang terjadi pada komoditas daging ayam ras dan gula pasir, menjadi salah satu pemicu terjadinya inflasi di Purwokerto pada Mei 2016 lalu. Pada Mei lalu, Purwokerto mengalami inflasi sebesar 0,12 persen. Edy mengatakan kenaikan harga komoditas tersebut memang sangat berpengaruh pada inflasi Purwokerto pada bulan Mei. Sehingga kemungkinan tren inflasi Purwokerto masih akan terus berlanjut pada Juni dan Juli nanti. Dari data yang ada di BPS Banyumas, harga daging ayam ras saat ini masih dikisaran Rp 33 ribu sampai Rp 35 ribu per kilogram. Sedangkan gula pasir sudah mencapai angka Rp 16 ribu per kilogram, padahal biasanya gula pasir hanya dijual dengan harga Rp 12 ribu per kilogram. Kenaikan yang signifikan terjadi pada harga komoditas kentang yang mencapai 18,64 persen.(bay/hen/acd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: