Ambisi Dua Raja Eropa

Ambisi Dua Raja Eropa

LONDON – Liga malam Jumat? Liga kasta kedua di Eropa ? Simpanlah dulu sebutan-sebutan bagi Liga Europa tersebut pada fase knockout nanti. Sebab, Liga Europa pada fase ini punya level persaingan yang tak kalah kompetitif dibandingkan Liga Champions. Apalagi, dengan hadirnya Carlo Ancelotti. Ya, Ancelotti bersama klubnya Napoli turun level ke Liga Europa, setelah hanya finis di peringkat ketiga fase grup Liga Champions. Dengan masuknya Ancelotti, maka musim ini terdapat dua tactician yang notabene rajanya kompetisi Eropa. Mereka berkumupul dalam fase grup Liga Europa. Seperti diketahui, Carletto masih tercatat sebagai pengoleksi Si Kuping Lebar terbanyak dengan tiga kali gelar. Dia meraihnya bersama AC Milan (2003 dan 2007) dan Real Madrid (2014). Hanya Zinedine Zidane yang bisa menyamai pencapaian Ancelotti tersebut. Di musim ini, tak ada nama Zidane yang mundur dari Los Merengues akhir musim lalu. Nah, Ancelotti bakal merasakan satu kompetisi dengan pelatih “raja” Liga Europa, Unai Emery. Di era Liga Europa, hanya Emery yang mampu mendulang trofi sebanyak tiga kali. Bedanya, tiga gelar itu dia dapatkan bersama Sevilla. Musim ini, entrenador 47 tahun tersebut merangkai sukses di Liga Europa bersama Arsenal. The Gunners telah memastikan lolos ke fase 32 Besar sebagai pemuncak klasemen Grup E. Arsenal baru menjalani matchday terakhirnya melawan Qarabag FK di Emirates Stadium, London, dini hari nanti WIB. ''Dia (Ancelotti) pelatih hebat dengan banyak pengalaman. Kalau bicara kemampuan, dia lebih bagus dari saya,'' begitu pujian Emery kepada sosok Ancelotti, di dalam artikel ESPN. Sejak kompetisi Liga Europa bergulir pada musim 2009-2010, baru musim ini kompetisi diikuti dua pelatih raja turnamen antar klub Eropa. Entah di Liga Champions atau Liga Europa. Kebetulan, bagi Ancelotti, ini bakal jadi musim pertamanya menangani klub di Liga Europa. Ancelotti memang lebih banyak menghabiskan waktunya di Liga Champions. Dari total 192 laganya di turnamen Eropa, 157 laga atau sekitar 81,7 persen di antaranya bermain di Liga Champions. Dia pernah menangani klub di ajang kelas dua Eropa saat masih Piala UEFA. Yakni, satu musim bersama Parma (1996-1997) dan Juventus (1999-2000), lalu dua musim di Rossoneri (2001-2002 dan 2008-2009). Semifinal 2001-2002 capaian terbaiknya di Piala UEFA. Diwawancarai Sky Sport Italia, Ancelotti tak menyesali kegagalannya menunjukkan diri sebagai pelatih berpengalaman di Liga Champions. Mentok cuma main sampai fase grup pun, baru kali ini dia alami setelah pertama kali merasakannya bersama Gialloblu-julukan Parma. Dikutip Forza Italian Football, Ancelotti ingin mematahkan ambisi Emery menjadi kampiun Liga Europa seperti semasa dia masih di Sevilla. ''Kami sudah melakukan segalanya pada enam laga (fase grup), meski akhirnya pahit. Kami akan menggunakan kepahitan ini sebagai motivasi di Liga Europa, harusnya lebih baik,'' ungkap pelatih yang pernah berada di dressing room Paris Saint-Germain (PSG). Ancelotti pun sudah mengungkapkan antusiasmenya dalam fase knockout Liga Europa musim ini. ''Meski saya akui, ini (Liga Europa) tidak lebih prestisius ketimbang Liga Champions. Tapi, ini ajang yang penting bagi kami. Sekali lagi, kekecewaan pada Liga Champions yang bisa jadi pelecut kami di Liga Europa. Saya menginginkannya (juara Liga Europa),'' tambah Ancelotti. (ren/bas)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: