Butuh Pembibitan Jangka Panjang
BIBIT : Ikhsan Leonardo Rumbay gagal meraih prestasi terbaik di Youth Olympics Games (YOG), di Buenos Aires Argentina lalu.ISTIMEWA JAKARTA - Dari tiga edisi Youth Olympics Games (YOG), Indonesia tidak mengalami perubahan prestasi. Sejak 2010 di Singapura, 2014 (Nanjing, Tiongkok), dan 2018 di Buenos Aires, Argentina, Indonesia hanya mendulang sekeping perunggu di setiap edisi YOG. Tercatat, hanya dua cabang olahraga yang mampu menyumbang medali. Yakni angkat besi dan bulu tangkis. Khusus angkat besi, mereka menyumbang dua perunggu di 2010 via Dewi Safitri dan Nur Vinatasari di Buenos Aires. Kondisi ini cukup mengkhawatirkan. Sebab, dari atlet jebolan YOG ini, akan menjadi amunisi tim Indonesia di level senior. Chief de Mission Indonesia di edisi 2018, Dito Ariotedjo menyebut memang secara kualitas, atlet Indonesia kalah. “Berkaca dari situ, butuh program konsentrasi pembinaan di level juniorm,” katanya saat dikonfirmasi. Sebagai gambaran, tahun ini Indonesia berkekuatan 17 atlet yang turun di 8 cabor. Sementara itu, Kemenpora melalui Mulyana, Deputi IV Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga menyatakan timnya akan segera menjalankan program Long Term Athlete Development (LTAD). “Program itu ada di bidang pembibitan olahraga, ada beberapa cabor yang selanjutnya akan menjadi proyek percontohan,” terangnya. Meskipun demikian, Mulyana menyebutkan sampai saat ini belum ada keputusan yang dikeluarkan. “Saya masih menunggu laporan tim kontingen untuk evaluasi,” lanjutnya. Saat ini program pembinaan atlet di kelompok usia memang masih berkutat di wilayah pengurus cabor. Belum ada program rintisan pemerintah seperti yang pernah di munculkan via Satlak Prima melalui pelatnas pratama. Hanya segelintir pengurus cabor yang masih menjalankan itu. Salah satunya atletik, bulu tangkis dan juga angkat besi. Namun, sejauh ini proses yang berlangsung belum cukup maksimal lantaran terbentur anggaran. (nap)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: