Holding Ultra Mikro Disebut Unfaedah, Ini Gagasan Pakar Koperasi Suroto
JAKARTA – Rencana Holding Ultra Mikro dikabarkan akan terbentuk dan launching pada awal tahun 2022, disebut oleh Pakar Koperasi dan UMKM, Suroto, tidak akan membawa manfaat (unfaedah). Sebab menurutnya, pemerintah seharusnya justru mendorong agar kehadiran lembaga keuangan mikro yang dikelola oleh masyarakat semakin banyak, bukan malah menyeragamkan lembaga keuangan dalam sebuah holding. https://radarbanyumas.co.id/pengusutan-perkara-korupsi-terhenti-usai-75-pegawai-kpk-dibebastugaskan/ https://radarbanyumas.co.id/jangan-bank-tapi-lewat-koperasi-dpr-nilai-dampak-resesi-indonesia-tidak-akan-lama/ Sebagaimana diketahui, Holding ultra mikro yang digarap pemerintah nantinya akan menggabungkan Bank BRI dengan PT Pegadaian, dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM). “Ini malah selain mau diseragamkan, juga mau digencet (Lembaga keuangan mikro milik masyarakat),” kata Suroto di Jakarta, Kamis (20/5). Ia pun mencontohkan di negara Kanada yang lembaga keuangannya sudah maju. Di sana, lanjutnya, ada sebuah koperasi bernama Desjardin yang memiliki aset 4 (empat) kali-lipat dari Bank BRI. Selain itu ada juga koperasi lainnya yang sudah maju, seperti Coas Capital dan Vancity. Menurut Suroto, meskipun di Canada lembaga keuangannya rata-rata sudah kuat, namun pemerintah di sana masih mendorong agar muncul lebih banyak lembaga keuangan mikro dengan berbagai varian. Tujuannya agar masyarakat benar-benar terlayani sesuai dengan kebutuhannya. “Bahkan pemerintah Canada membangun program wholesale (ritel) untuk layanan keuangan dengan manfaatkan lembaga keuangan yang sudah dihidupi oleh masyarakat,” pungkasnya. (git/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: