Hati-Hati Gelombang Kedua, 26 Kasus Mutasi Baru, Lalai Soal Wisata, Jokowi: Malaysia, Singapura Sudah Lockdown
JAKARTA - Presiden Joko Widodo meminta semua pihak waspada terhadap gelombang kedua dan ketiga penularan Covid-19. Beberapa negara tetangga seperti Malayasia dan Singapura bahkan sudah menyatakan lockdown. Presiden menilai itu terjadi karena kurangnya disiplin protokol kesehatan. https://radarbanyumas.co.id/jokowi-bor-harus-dibawah-50-persen-kepala-daerah-tetap-waspada/ "Kita harus memiliki ketahanan, memiliki endurance. Karena tidak mungkin selesai dalam waktu sebulan dua bulan. Hati-hati gelombang kedua, gelombang ketiga. Negara-negara tetangga juga sudah mulai melonjak drastis. Malaysia, sudah lockdown sampai Juni. Singapura, juga sudah lockdown sejak Mei dan semakin ketat pada minggu-minggu lalu," tegas Presiden Joko Widodo saat menyampaikan arahan kepada kepala daerah se-Indonesia melalui akun YouTube Sekretariat Presiden, di Jakarta, Selasa (18/5). Jokowi menyampaikan data 15 provinsi yang mengalami kenaikan kasus Covid-19. DKI Jakarta dan Sumatera Utara menjadi dua provinsi di antaranya. "Lima belas provinsi mengalami kenaikan. Ini hati-hati. Sekarang kita terbuka saja. Hati-hati Aceh, hati-hati Sumbar. Hati-hati Riau. Hati-hati Jambi, hati-hati DKI Jakarta, hati-hati Maluku, hati-hati Banten, hati-hati NTB, hati-hati Maluku Utara, hati-hati Kalteng, hati-hati Sulteng, hati-hati Sulsel, hati-hati Gorontalo. Kelihatan grafiknya, kurvanya semuanya kelihatan. Sekarang ditandai merah dan hijau. Sebagian ada di Sumatera, dan ada di Jawa dan juga di Sulawesi dan Kalimantan," papar Jokowi. Jokowi juga menyampaikan kasus Covid -19 mingguan di Sumatera. Ada beberapa provinsi yang mengalami kenaikan dan ada juga yang mengalami penurunan. Namun, masih di angka yang cukup tinggi. "Yang turunnya drastis hanya di Bengkulu. Sehingga diberi tanda hijau. Bukan zona hijau. Tetapi turunnya tren mingguannya kelihatan. Hati-hati Riau, Kepri naik belum turun. Hati-hati. Lampung tinggi tapi sudah menurun. Tetapi juga hati-hati," tutupnya. Mutasi Baru Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikit menuturkan, saat ini, tiga dari empat mutasi atau varian virus Corona yang diwaspadai dunia telah masuk Indonesia. Masyarakat diminta waspada karena dikhawatirkan kasus positif Covid-19 juga bisa meledak di Indonesia. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengimbau seluruh lapisan masyarakat waspada dan tertib menjalankan protokol kesehatan. Diungkapkannya, saat ini sejumlah negara selain India mengalami lonjakan Covid -19 usai masuknya mutasi baru di wilayah tersebut. "India naik, Thailand naik, Singapura naik, negara Eropa semua naik karena ada mutasi baru. Mutasi baru itu dari empat yang bahaya, tiga sudah masuk Indonesia, (varian B117 asal Inggris, B1617 asal India, dan B1351 asal Afrika Selatan)," tegasnya dalam siaran persnya, Selasa (18/5). https://radarbanyumas.co.id/disebut-karena-kemiskinan-ribuan-jenazah-covid-19-dibuang-ke-sungai-gangga/ Diungkapkannya ada 26 kasus dari tiga varian tersebut yang telah teridentifikasi di sejumlah daerah. "Yang masuk Indonesia sudah ada 26 yang sudah teridentifikasi," lanjutnya. Dijelaskannya, varian baru Corona hampir tersebar ke seluruh wilayah Indonesia. Di Jawa Barat sudah ada dua kasus baru varian Corona yang berasal dari pekerja migran Indonesia. "Di Jabar ada 2 di daerah Karawang itu dari middle east datang dari pekerja migran Indonesia dari Malaysia dari Saudi Arabia," ungkapnya. Budi mengatakan, penularan kasus mutasi baru Corona diyakini sangat tinggi. Sebagai bukti, kasus mutasi Covid -19 sejauh ini terus mengalami peningkatan. "Kecepatan penularannya tinggi itu kita mesti hati-hati, dari minggu lalu 16 naik jadi 26," bebernya. Bukan mustahil akan terjadi ledakan kasus Covid -19, seperti yang terjadi di sejumlah negara lainnya. Karenanya, dia mendesak pemerintah daerah segera melakukan testing dan tracing seagresif mungkin. Sedangkan masyarakat, diminta selalu menerapkan protokol kesehatan dan tak mengabaikan risiko varian baru yang mungkin saja sudah menyebar lebih jauh tetapi belum terdeteksi. "Untuk dinas kesehatan testing dan tremacingnya harus banyak. Itu kasus Corona bisa meledak. Kita perlu agresif testing supaya tahu dia di mana (mutasi Corona baru)," tutupnya. Wisata Lalai Terpisah Anggota Komisi V DPR RI Suryadi Jaya Purnama menilai pemerintah lalai mengawasi tempat wisata saat libur Lebaran 2021. Pasalnya, kegiatan pariwisata sempat diperbolehkan saat larangan mudik diterapkan pada 6 hingga 17 Mei 2021. Termasuk Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah menyatakan yang diperbolehkan masuk objek wisata saat libur Lebaran hanyalah wisatawan lokal dan bukan wisatawan asal luar atau pemudik. Namun demikian, Suryadi menyayangkan masih terdapat daerah yang membuat aturan sendiri. "Misalnya, di Kabupaten Bogor menerapkan aturan bagi warga Jabodetabek yang melakukan perjalanan ke Kabupaten Bogor dan tujuannya bukan wisata lokal wajib menunjukkan bukti swab antigen dan sertifikasi vaksin Covid-19," ujarnya, Selasa (18/5). Di sisi lain, sambung Suryadi, Manajemen Taman Impian Jaya Ancol di Ibu Kota juga mengeluarkan kebijakan penutupan sementara tempat wisata Ancol. Hal ini disebabkan pengunjung banyak yang terkonsentrasi ke arah Pantai dan banyak yang melanggar protokol kesehatan. Alhasil, tutur Suryadi, dengan diperbolehkannya kegiatan pariwisata ini sejumlah objek wisata membludak dan akhirnya harus ditutup. "Di Ibu Kota, Manajemen Taman Impian Jaya Ancol mengeluarkan kebijakan penutupan sementara tempat wisata Ancol. Tak hanya itu, Pemerintah Kabupaten Pangandaran menutup objek wisata Pantai Batu Karas lantaran kunjungan wisatawan di pantai tersebut ramai dan banyak yang melanggar protokol kesehatan," paparnya. Suryadi mengingatkan, pemerintah sebagai ujung tombak penanganan pandemi Covid-19 seharusnya lebih dapat mengantisipasi lonjakan kegiatan masyarakat yang mengarah pada kerumunan. Terlebih, kegiatan pariwisata lokal merupakan anjuran dari pemerintah pusat sendiri. Sehingga, kerumunan di tempat wisata adalah akibat kelalaian pemerintah yang hingga kini masih gamang dalam menangani pandemi Covid-19. Suryadi berharap, seluruh jajaran stakeholder dapat menjalankan tugas dan fungsi dengan baik, serta bagi pihak-pihak yang melanggar protokol kesehatan diberikan sanksi. Termasuk, tandas Suryadi, bagi satuan tugas dan pengelola kawasan wisata yang tidak mampu atau lalai dalam menegakkan protokol kesehatan. "Selain itu, saya mengingatkan pemerintah pemerintah tetap waspada terhadap adanya lonjakan arus balik untuk beberapa waktu kedepan setelah masa larangan mudik dan tetap berjaga-jaga di tempat-tempat yang berpotensi menimbulkan kerumunan," pungkasnya. (khf/gw/dis/fin)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: