Usaha Pande Besi Kesulitan Regenerasi

Usaha Pande Besi Kesulitan Regenerasi

KOMPAK : Muhamad Kasnen dan istrinya menempa per mobil untuk dijadikan perkakas. BANJARNEGARA - Dusun Pusung Desa Binorong Kecamatan Bawang sejak dulu dikenal sebagai sentra pande besi di Kabupaten Banjarnegara. Belasan usaha pande besi masih eksis hingga kini. Namun usaha tersebut sulit berkembang karena sulitnya mencari tenaga kerja yang terampil dan dapat diandalkan. Seorang perajin pande besi asal Dusun Pusung Muhamad Kasnen mengatakan usaha yang kini ditekuninya ini merupakan usaha turun-temurun. Menurut dia, kendala yang dihadapi yaitu sulit mencari tenaga kerja dan harga baja yang mahal. "Tenaga kerja dikerjakan sendiri karena sulit mencari tenaga kerja," kata dia. Menempa besi, lanjut dia, merupakan pekerjaan seni dan tidak semua orang bisa menjadi pande. "Sulit sekali cari tenaga kerja. Kadang melatih sudah agak bisa, kerja lainnya," ungkapnya. Dengan tenaga kerja yang terbatas, dalam sehari paling hanya bisa memproduksi 20 perkakas. "Sehari maksimal sekodi, 20 pieces," kata perajin pande dengan merek Amad K ini. Dia mengatakan perkakas produksinya menggunakan baja bekas per mobil. "Kalau besi biasa kurang bagus, tetap menggunakan baja," ungkapnya. Adapun barang yang diproduksi antara lain cangkul, sabit, golok, pancong dan berbagai perkakas lainnya. Meskipun barang sejenis dari China banyak dijumpai di pasaran, dia tidak khawatir bersaing. https://radarbanyumas.co.id/profesi-empu-gamelan-makin-tergerus-zaman/ "Bagusan sini karena bahan bakunya China menang penampilan. Kualitas bagus produk sini," ungkapnya. Untuk harga cangkul produksinya kisaran antara Rp 60 ribu sampai Rp 100 ribu. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: