Libur Imlek, Ribuan Wisatawan Masuk ke Dieng Selama Libur Panjang

Libur Imlek, Ribuan Wisatawan Masuk ke Dieng Selama Libur Panjang

BANJARNEGARA - Kunjungan wisatawan ke Dieng pada masa Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro ini mengalami meningkat. Peningkatan ini disebabkan libur panjang dan semua obyek wisata telah dibuka. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Agung Yusianto mengatakan kunjungan wisatawan pada PPKM Mikro mengalami peningkatan. Meskipun demikian, tidak melampaui batas maksimal yaitu 30 persen dari kapasitas normal. "Untuk Dieng, saya laporkan untuk kunjungan wisatawan yang dalam rangka libur Imlek tanggal 12 Februari kunjungan 1.854 wisatawan. https://radarbanyumas.co.id/imlek-sepi-tanpa-barongsai-dan-liong-di-purbalingga-perayaan-cap-go-meh-ditiadakan/ Sabtu 13 Februari, sebanyak 3.130 wisatawan dan hari ini Minggu 14 Februari 3.074 wisatawan," jelasnya. Agung mengatakan wisatawan yang berkunjung rata-rata wisatawan lokal dan ditambah sejumlah wisatawan dari Pantura. Sedangkan pada masa PPKM I dan II kunjungan didominasi wisatawan lokal saja. Berdasarkan angka tersebut, kata dia, terjadi peningkatan dibandingkan PPKM jilid I dan II. Menurut dia, peningkatan ini karena libur panjang sejak hari Jumat (12/2) dan semua obyek wisata di Dieng telah dibuka. Dia menyebut ketika PPKM Jilid I dan II, kunjungan akhir pekan itu antara 1.200 sampai 1.500 wisatawan. "Saat ini di semua obyek wisata di Dieng telah dibuka. Candi, Kawah Sikidang, Sumur Jalatunda dan lainnya sudah dibuka," jelasnya. Sedangkan pada PPKM I dan II Kawah Sikidang yang dibuka dan Candi Arjuna ditutup. Agung mengatakan pembukaan obyek wisata dilaksanakan dengan protokol kesehatan ketat. Dia menyebut kapasitas normal Kawah Sikidang dalam satu waktu adalah 1.500 wisatawan. "Dalam satu hari 1.500 wisatawan di satu obyek. Padahal kapasitas normal 1.500 di Kawah Sikidang, kalau 30 persennya kan 500. Sedangkan ini buka 10 jam kunjungannya 1.500 jadi baru 10 persen," terangnya. Sehingga tidak sampai terjadi kerumunan. Dikatakan, terkait kesiapan 3 M di Dieng mendapat apresiasi dari dinas kesehatan dan provinsi. "Sarana cuci tangan yang kita miliki semuanya permanen dan jumlahnya memadai. Jadi sampai saat ini tidak ada keluhan terkait sarana cuci tangan. Alat pengukur suhu jumlahnya memadai. Dan di Candi pakai sensor otmatis," jelasnya. Lebih lanjut dia menambahkan beroperasinya obyek wisata dengan protokol kesehatan ketat ini merupakan solusi efektif. "Aturan yang penting kita laksanakan, pembatasan kunjungan wisatawan dengan protokol kesehatan, kalau di pariwisata ada tambahan manajemen trafic, paling efektif seperti itu," lanjutnya. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: