Embun Es "Sambut" Pembukaan Wisata di Dieng, Disebut Berkah Karena Tingkatkan Kunjungan Wisatawan

Embun Es

Embun yang membeku menjadi es salju di kawasan Dieng Banjarnegara. BANJARNEGARA - Munculnya fenomena bun upas atau embun es seolah menyambut dibukanya Dieng untuk umum mulai 1 Agustus mendatang. Fenomena ini meningkatkan kunjungan wisatawan meskipun saat ini Dieng masih dibuka secara terbatas. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara Agung Yusianto mengatakan munculnya bun upas atau embun es menjelang pembukaan Dieng untuk umum merupakan berkah tersendiri. Sebab fenomena ini meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Dieng. "Memang menjadi keberkahan. Kita sudah mempersiapkan dengan baik sebelum resmi dibuka untuk umum mulai 1 Agustus,' kata dia, Senin (27/7). Agung mengatakan fenomena bun upas paling sering terlihat seperti hamparan salju di sekitar komplek Candi Arjuna. "Karena di situ terdapat padang rumput dan itu ketika esnya cukup tebal, terlihat seperti hamparan salju. Ini memang sangat menarik wisatawan," ungkapnya. Cek suhu Walaupun saat ini status Dieng masih kunjungan terbatas, tidak menghalangi minat wisatawan di Jawa Tengah dan DIY berkunjung ke Dieng. Padang rumput ini berada di luar komplek candi. Sehingga wisatwan dapat melihat langsung fenomena ini tanpa perlu membeli tiket. Menurut Agung, munculnya bun upas bisa bisa diprediksi, tapi tidak bisa dipastikan harinya. Dari kurun waktunya, biasanya terjadi menjelang Agustus sampai September. Sebab pada rentang tersebut sedang musim kemarau. "Bun upas terjadi ketika tidak turun hujan, suhu dingin, tidak ada angin dan cuaca pada malam hari cerah," jelasnya. Dia menyebut bun upas yang telah terjadi beberapa kali pada musim kemarau ini masih tipis. Fenomena ini diperkirakan belum mencapai puncaknya dan bun upas yang akan terjadi diprediksi akan semakin tebal. "Kalau semakin dingin, tambah tebal seperti hamparan salju," paparnya. Bun upas ini biasanya terbentuk sebelum adzan subuh sampai pagi. Melelehnya embun es ini tergantung ketebalan dan sinar matahari. Jika embun es yang terbentuk tebal dan matahari tidak cepat terbit, bisa terlihat sampai jam setengah tujuh pagi. (drn/)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: