Tim Gabungan Cek Kandungan Formalin Tahu dan Ikan Asin

Tim Gabungan Cek Kandungan Formalin Tahu dan Ikan Asin

RAZIA : Tim dari Diknes dan Polres merazia pasar tradisional untuk mengecek makanan mengandung formalin. DARNO/RADARMAS BANJARNEGARA - Tim gabungan yang terdiri dari Dinas Kesehatan dan Polres Banjarnegara melakukan razia. Sasarannya produk makanan yang beredar di pasar tradisional. Barang yang diperiksa terutama tahu dan ikan asin. Kepala Dinas Kesehatan Banjarnegara Ahmad Setiawan mengatakan pemeriksaan makananan yang beredar di pasar ini bertujuan untuk melindungi konsumen. "Selain melakukan pemeriksaan ke toko modern, kita juga melakukan pemeriksaan ke pasar tradisional," paparnya, Kamis (3/1). Jika di toko modern sasarannya makanan kadaluarsa, di pasar tradisional adalah makanan yang berformalin. Razia diintensfikan saat konsumsi masyarakat meningkat. Seperti pada pergantian tahun dan masa liburan seperti saat ini. Menurut dia, makanan yang berpotensi mengandung formalin adalah tahu dan ikan asin. Secara fisik sulit dibedakan antara makanan berformalin dan tidak. "Sulit dibedakan kalau dilihat hanya dengan mata," paparnya. Bedanya, makanan yang diformalin lebih awet dan tidak disukai lalat. Ahmad menyebut formalin merupakan bahan yang berbahaya bagi kesehatan tubuh. Formalin merupakan bahan pengawet mayat dan juga pengawet kain. "Tidak boleh dikonsumsi atau ditambahkan sebagai pengawet makanan. Sebab membahayakan kesehatan," jelasnya. Dia menyebut razia ini dilakukan secara rutin. Meskipun pada razia ini hasilnya nihil. Selain dilakukan razia, menurut dia yang lebih penting kesadaran masyarakat itu sendiri."Yang paling penting justru konsumen atau masyarakat untuk selektif terhadap makanan yang dibeli," paparnya. Sebab tidak mungkin tenaga kesehatan melakukann kontroling terus-menerus dalam waktu yg berdekatan. Untuk edukasi, pihaknya juga mengerahkan tenaga kesehatan di Puskesmas. "Sebentar lagi kami memerintahkan Puskesmas membuat baliho yang dipajang di pasar dan toko modern dengan materi tentang keamanan pangan olahan," lanjutnya. (drn)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: