Tambang Pasir Bantu Kurangi Volume Sedimentasi Waduk Mrica
BANJARNEGARA - Aktivitas penambangan pasir dengan mesin sedot di Waduk Panglima Besar Sudirman atau yang lebih akrab disebut Mrica, ternyata membantu mengurangi sedimentasi. Meski demikian, dampaknya belum signifikan. Sebab kapasitas penambang terbatas. Sedangkan sebagian besar sedimentasi yang masuk ke waduk berupa lumpur. Plh GM PT Indonesia Power UPB Mrica, Toha Hasyimi mengatakan, saat ini ada dua penambang pasir yang beroperasi di waduk. SEDOT : Penambang pasir menggunakan tongkang untuk menyedot pasir di tengah Waduk Mrica. (DARNO/RADARMAS) Namun pihaknya belum memiliki data terkait volume pasir yang disedot oleh penambang. "Ini adalah salah satu untuk mengurangi sedimentasi pasir dan sudah dirasakan dampaknya," kata dia. Indikatornya, saat pintu air dibuka, air yang keluar dari waduk tidak terlalu keruh. Dia menyebut saat ini ada tiga penambang pasir yang beroperasi di waduk. Warga Desa Bandingan Kecamatan Bawang, Ahmad Sutikno mengatakan, selama bertahun-tahun dirinya melakukan penambangan pasir di waduk. Menurut dia, pasir menumpuk di lokasi tertentu. "Kalau tempat yang ada pasirnya, pasirnya banyak sekali. Disedot tidak habis-habis," ungkapnya. Dia mengatakan, pasir dari waduk tidak sebagus pasir Kali Sapi maupun pasir dari Merapi. "Meskipun demikian saat ini pasir sedotan dari Mrica tetap laku karena tingginya permintaan pasir," kata dia. Namun sejak beberapa waktu lalu, dia menghentikan aktivitas tambangnya. Sebab ada penolakan dari warga yang keberatan jalan di permukiman digunakan jalur tambang. Sutikno mengatakan, saat ini sedang bersiap kembali menambang. Namun tidak melalui perkampungan warga. "Dari daerah yang ada pasirnya akan dibawa pakai tongkang tepi waduk yang dekat dengan jalan raya. Sehingga tidak mengganggu jalan di tengah permukiman," imbuh dia. (drn/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: