Dulu 52 Persen Surabaya Banjir Sekarang Klir, Risma: Jakarta Butuh Waduk, Anies: Cuaca Ekstrem dan Dampak Kiri
JAKARTA – Banjir yang melanda Jakarta membuat Ketua DPP PDIP Bidang Kebudayaan, Tri Rismaharini angkat bicara. Risma menceritakan pengalaman dan keberhasilannya dalam menangani permasalahan banjir saat menjabat sebagai Wali Kota Surabaya. Menurutnya, permasalahan banjir bisa ditangani dengan baik jika pemerintah daerah bekerja keras. Hal itu bahkan sudah dia buktikan sendiri saat memimpin Kota Pahlawan. https://radarbanyumas.co.id/banjir-ibukota-telan-lima-korban-jiwa/ “Semua harus bergerak untuk bagaimana mengelola lingkungan, juga pemda,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (21/2/2021) dikutip dari pojoksatu.id. Sebagai bukti, kata Risma, di awal ia menjabat, sebanyak 52 persen wilayah di Kota Surabaya saat itu merupakan daerah banjir. Kini berbeda. Bahkan ketika wilayah penyangga dilanda banjir, Kota Surabaya kini relatif aman. “Sekarang relatif klir. Gresik, Sidoarjo banjir, kami (Surabaya) relatif tidak,” bebernya. Hal lain yang harus dilakukan adalah tidak mengganggu aliran sungai. Ini bertujuan agar aliran air dari hulu menuju ke hilir bisa mengalir dengan lancar dan tidak terhalang. Karena itu, pemda harus bisa memastikan bahwa saluran-saluran air dimaksud harus bersih. Sedangkan saluran air di wilayah perkotaan juga harus bebas dari sampah. Namun, ingatnya, perubahan iklim global juga bisa menjadi salah satu penyebab banjir. Untuk mengantisipasinya, perlu dibangun tanggul dan tersedianya pompa di pintu-pintu air. Itu dilakukan untuk mencegah kenaikan muka air laut masuk ke saluran air di perkotaan. Sementara di Jakarta, hemat Risma, resapan-resapan sudah tidak bisa diandalkan lagi. Apalagi, ketersediaan dan kapasitas lingkungan di ibu kota saat ini memang sudah sangat terbatas. Karena itu, ia menyarankan, pemda harus mulai memikirkan pembangunan waduk untuk menampung air. Salah satu yang dimaksud Risma adalah seperti Waduk Cincin di Jakarta Utara. “Jika (Waduk Cincin) ini bisa dimaksimalkan, maka air bisa masuk ke dalam waduk ini. Itu akan jadi reservasi air,” saran Risma. Sementara, Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto menyatakan, kondisi daerah aliran Sungai (DAS) Ciliwung juga menjadi penyebab banjir Jakarta. Itu didasarkan pada ekspedisi sepanjang sungai dari Kota Bogor sampai Pintu Air Manggarai pada 10-11 November 2020 lalu. Karena itu, Bima Arya menekankan, bahwa penangangan DAS Ciliwung tidak bisa dilakukan sendiri-sendiri. “Tapi harus bersama-sama secara komprehensif dan terintegrasi,” tekan dia, Minggu (21/2). Persoalan banjir di Jakarta, kata dia, tidak bisa diselesaikan sepihak dan dalam waktu singkat. Tapi juga harus dilakukan bersama dari hulu sampai hilir, serta membutuhkan proses yang tidak sebentar. “Penanganan persoalan banjir di Jakarta tidak bisa parsial dan temporer saat musim hujan saja,” tegas Bima Arya. Bima Arya menyatakan, bicara hulu, bukan hanya air kiriman dari Bogor. Tapi juga soal kondisi daerah aliran sungai (DAS) Ciliwung dari hulu menuju ke hilir di Jakarta. “DAS Ciliwung ke Jakarta banyak dibangun rumah liar, banyak sampah dan limbah, dan terjadi pendangkalan,” terangnya. Sementara Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan membela diri usai Jakarta dihantam banjir sejak Sabtu hingga Minggu (21/2). Anies sepertinya tak mau disalahkan soal banjir ini. Berikut beberapa pernyataan pembelaan diri Anies Baswedan usai banjir menerjang Jakarta sejak Sabtu hingga Minggu. Pada Sabtu (20/2), Anies sudah mendatangi beberap lokasi banjir, termasuk Pintu Air Manggarai dan melaksanakan rapat di sana. Sementara Minggu (21/2/2021), Anies Baswedan mendatangi sejumlah lokasi banjir yang berada di Jakarta Selatan. Dia meninjau Pintu Air Manggarai hingga ke Jalan Kemang Raya. Berikut 6 pembelaan diri Anies Baswedan usai Jakarta kebanjiran pada Sabtu dan Minggu: 1.Banjir Karena Cuaca Ekstrem Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyebutkan curah hujan ekstrem pada Sabtu dini hari menjadi penyebab terjadinya banjir di sejumlah lokasi di Jakarta. “Kapasitas sistem drainase Jakarta itu berkisar 50-100 milimeter, bila terjadi hujan di atas 100 milimeter per hari maka pasti terjadi genangan,” ujar Anies Baswedan di Pos Pantau Pintu Air Manggarai, Sabtu (20/2). 2. Genangan di Kemang-Sudirman Dampak Air Kiriman Depok Anies menyebut genangan di sisi Jalan Sudirman disebabkan oleh luapan Kali Krukut. Menurut Anies, luapan Kali Krukut tidak hanya menggenangi Jalan Sudirman, tetapi juga Jalan Kemang, Jalan Widya Chandra, serta Jalan Tendean. “Jadi curah hujan yang terjadi di kawasan hulu Kali Krukut, yang melintang melintasi Jalan Jendral Sudirman, di hulunya terjadi curah hujan yang sangat tinggi. Tercatat 136 mm/hari. Kemudian lintas airnya melewati dua sungai, satu Kali Mampang dan dua Kali Krukut,” kata Anies dalam keterangan tertulis yang diunggah di situs PPID, Minggu (21/2). “Kedua aliran kali itu bertemu di belakang LIPI, lalu mengalir ke Sudirman. Jadi saat ini adalah dampak dari air kiriman dari kawasan tengah sekitar Depok,” katanya. 3. Jakarta Terima Kiriman Air dari Depok dan Bogor Anies menuturkan saat ini seluruh jajaran Pemprov DKI telah melakukan upaya untuk menyingkirkan sampah di aliran sungai dan mengerahkan pompa mobile, baik di kawasan Sudirman maupun di Kemang, yang menjadi aliran Kali Krukut untuk selanjutnya dialirkan ke Banjir Kanal Barat (BKB). Meskipun harus menunggu karena BKB masih menampung kiriman air dari daerah hulu. “Sesudah ini, air akan mengalir ke Banjir Kanal Barat. Banjir Kanal Barat permukaan airnya masih tinggi. Karena air dari Sungai Ciliwung masih mengalir masuk ke kota. Jadi saat ini memang Jakarta sore ini, masih menerima aliran dari kawasan Selatan. Itu Depok maupun Puncak,” jelasnya. “Kalau itu sudah reda insyaallah lebih terkendali,” jelasnya lagi. 4. Kiriman Air dari Tangerang ke Jakarta Lewat Kali Angke Anies mengatakan ketinggian permukaan air di beberapa sungai di Ibu Kota telah kembali normal. Namun luapan air masih ditemukan di Kali Angke, Cengkareng, Jakarta Barat. “Sejak tadi pagi permukaan Sungai Ciliwung, Sungai Krukut, Kali Sunter, Pesanggrahan telah sampai kepada posisi normalnya. Anda lihat sendiri di pintu air Manggarai,” katanya. “Jadi mulai tadi pagi kiriman air dari luar Jakarta dari kawasan tengah dan kawasan hulu sudah berkurang,” kata Anies di Pintu Air Manggarai, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/2). “Yang masih ada, kiriman air dari wilayah Tangerang lewat Kali Angke. Kali Angke masih menerima begitu banyak kiriman air sehingga kawasan 2 kanan kiri dari Sungai Angke ini masih ada genangan,” jelasnya. Anies menjelaskan, Kali Angke saat ini masih menampung air yang datang dari wilayah Tangerang. 5. Anies Klaim Banjir 1 Hari Kering Anies mengaku sudah mengantisipasi potensi curah hujan ekstrem mengguyur Ibu Kota. Anies menyebut kesiagaan jajarannya membuat sebagian genangan bisa kering dalam satu hari. Ia bersyukur karena banjir yang melanda kawasan Jakarta bisa surut dalam kurun 1 hari. Menurutnya, hal tersebut terjadi lantaran jajaran Anies yang sudah bersiaga mengantisipasi banjir. “Alhamdulillah antisipasi itu sudah dilakukan dari kemarin. Atas izin Allah satu hari kering. Kenapa? Karena jajaran dalam posisi siaga,” ujar Anies saat ditemui di Kemang Raya, Jakarta Selatan, Minggu (21/2). “Sudah dari awal ditentukan RT-RT, RW-RW yang berisiko, sehingga begitu terjadi genangan, maka langsung pompa dikerahkan, tenaga dikerahkan, pengawasan dikerahkan,” tuturnya. “Jadi status siaganya sudah dari kemarin-kemarin. Karenanya harus digarisbawahi di Jakarta ada 3 prinsipnya, 1 siaga, 2 tanggap bila ada kejadian, lalu galang bila ternyata muncul masalah. Jadi alhamdulillah 1 hari ini sudah terlihat, kejadiannya kemarin dan hari ini Jakarta kembali relatif normal,” jelas Anies. 6. Bersiaga Sejak Tahun Lalu BMKG memprediksi cuaca ekstrem kembali terjadi pada 23-24 Februari 2021. Merespons hal ini, Anies menyatakan jajarannya sudah bergerak cepat dan bersiaga sejak tahun lalu. “Kami sudah bersiaga selama persiapan tahun-tahun kemarin. Indikasinya apa? Indikasinya kecepatan bergerak. Seluruh jajaran langsung bergerak ketika terjadi hujan yang amat keras,” kata Anies Baswedan saat meninjau Pintu Air Manggarai di Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (21/2). Anies mengatakan kesiagaan jajarannya terbukti dari genangan yang surut dalam waktu yang cepat. Dia memastikan Pemprov DKI Jakarta beserta masyarakat lainnya saling bahu-membahu mengatasi bencana. “Sehingga teman-teman bisa lihat, ketika terjadi hujan dalam waktu relatif singkat, kita bisa bekerja sama-sama seluruh masyarakat seluruh jajaran TNI-Polisi untuk memastikan segera surut,” katanya. “Ini Anda bisa saksikan sendiri, kita akan pertahankan 3 prinsip kita, satu siaga, dua tanggap, tiga galang. Kita akan jalankan terus,” ujarnya. (*/ral/int/pojoksatu/ttg)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: