Curah Hujan Tinggi, Hasil Panen Kentang Petani Batur Banjarnegara Menurun
BANJARNEGARA – Tingginya curah hujan, menjadi menjadi kekhawatiran bagi petani kentang di wilayah Kecamatan Batur. Hujan yang terus-menerus turun, berdampak pada menurunnya produktivitas tanaman kentang. MENURUN Hasil panen petani kentang Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur menurun akibat hujan yang terus turun. Salah satu petani kentang Desa Dieng Kulon Kecamatan Batur, Rahmat mengatakan, seiring tingginya intensitas hujan, hasil panen kentang turun hingga 20 persen. “Biasanya kalau cuaca mendukung sekali panen bisa mencapai 6 ton. Tetapi sekarang hasil panennya menurun,” ujarnya belum lama ini. Dia mengatakan, hujan yang terus menerus membuat penyakit daun kentang membusuk. Bahkan, beberapa kentang yang sudah besar juga membusuk. Menurut dia, cuaca seperti ini memudahkan penyebaran virus ke tanaman lain. “Kalau ada yang kena, cepat menular ke tanaman lain,” jelasnya. Para petani terpaksa merogoh kocek lebih dalam agar tidak sampai gagal panen. Salah satunya dengan meningkatkan intensitas penyemprotan tanaman kentang. Dengan begitu, meski hanya turun 20 persen namun ongkos produksi ikut membengkak. “Sekarang melihat seringnya hujan, biasanya satu minggu dilakukan penyemprotan dua kali,” kataRahmat. Saat ini, harga kentang mancapai Rp 10.600 per kilogram. Namun harga tersebut berlaku untuk kentang kualitas super. Untuk kentang kualitas sedang berkisar Rp 8.000 per kilogram. “Harga kentang sekarang relarif tinggi, sehingga sedikit membantu ongkos produksi,” tambahnya. Kades Dieng Kulon, Slamet Budiono mengakui, banyak petani kentang yang harus melakukan perawatan lebih sering. Jika biasanya seminggu cukup disemprot satu kali, saat ini petani harus menyemprot dua kali dalams seminggu. “Otomatis biaya produksi untuk musim tanam kentang saat musim hujan membengkak karena lebih banyak untuk membeli obat-obatan,” kata dia. (uje/din)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: