Ratusan Siswa MTS Nyaris Gagal Ikut Unas

Ratusan Siswa MTS Nyaris Gagal Ikut Unas

BANJARNEGARA – Ujian Nasional (Unas) tingkat SMA/SMK/MA dan SMP/MTS sebentar lagi digelar. Sebanyak 21 564 siswa Banjarnegara dari tingkat menengah maupun atas siap mengikuti Unas, setelah didaftarkan oleh Dinas Pendidikan dan Olahraga (Dindikpora) Banjarnegara pada 31 Desember lalu. Namun, cara pendataan calon peserta Unas yang berbeda dari tahun lalu, membuat ratusan siswa hampir gagal mengikuti Unas. Tahun ini, pendataan dilakukan berdasarkan data yang ada dalam Data Pokok Pendidikan (Dapodik) di tiap-tiap sekolah untuk SMP, SMA, SMK serta EMIS untuk MTS dan MA. “Untuk pendataan, operator masing-masing sekolah men-download data dari Dapodik atau EMIS kemudian diserahkan ke Dindikpora. Kemudian kami masukan ke biosistem. Kalau dulu hanya berdasarkan data di biosistem,” ujar Kasi Kurikulum Dindikpora Banjarnegara Bambang Budi Setiono di ruang kerjanya, Selasa (5/1). Pendataan dengan cara ini, lanjutnya data calon peserta Unas akan lebih akurat. Sebab, jika salah satu data kurang lengkap, maka siswa bersangkutan tidak bisa didaftarkan. Menurut Bambang, dalam pendataan banyak dijumpai nomor SKHO di jenjang sebelumnya. “Pendataan untuk tahun ini memang lebih valid. Misalnya saja, tanggal lahir, nomor SKHO, atau nomor ujian di sekolah lama tidak ada, kami tidak bisa memasukan siswa tersebut. Ada operator yang sampai mendatangi rumah siswa jika ada kekurangan data,” kata dia. Ia mengungkapkan, kondisi ini yang membuat ratusan siswa MTS Negeri 1 Rakit dan MTS Muhammadyah Kalibening nyaris tidak bisa mengikuti UN tahun ini. Sebab, Dindikpora belum bisa mendaftarkan hingga batas waktu yang ditentukan, yakni 31 Desember 2015. “Hari ini (kemarin) baru selesai untuk yang dua MTS itu setelah kami meminta waktu perpanjangan. Dua sekolah itu terkendala jaringan yang susah diakses,” terangnya. Untuk itu, Bambang meminta agar sekolah-sekolah harus melengkapi data siswa yang saat ini duduk di kelas VII dan VIII untuk tingkat menengah serta kelas X dan XI untuk tingkat atas. Sedangkan untuk Ujian Nasional Berbasis Computer (UNBK) tahun 2016 bertambah di sembilan sekolah. “Cara UNBK ini akan lebih efisien dan akan mengurangi kebocoran soal UN,” imbuhnya. (uje)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: