Cerita Mahasiswa Shanghai University of Sport asal Cilacap Pulang Kampung
NASRULLOH/RADARMAS PULANG : Aditya memutuskan pulang setelah kawatir akan virus corona. Aditya Prihantara dijemput keluarganya di Stasiun Senin Jakarta, Rabu (29/1). Tidak Boleh Keluar Mess, Setiap Hari Dicek Kesehatan Munculnya virus corona yang merebak di China menjadi kekawatiran semua orang. Tidak terkecuali Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di China. Seperti yang dialami Muhammad Aditya Prihantara. Mahasiswa S2 Shanghai University of Sport (SUS) asal Cilacap akhirnya memutuskan pulang kampung, setelah tidak ada kepastian dari pihak universitas. NASRULLOH, Cilacap Aditya yang baru masuk ke China pada September 2019 lalu dan baru menyelesaikan semester pertamanya menceritakan, sebenarnya dirinya dan 12 mahasiswa lainnya (dari total 20 mahasiswa) asal Indonesia yang kuliah di SUS, sebelumnya tidak merencanakan untuk pulang. Karena, pada libur semester ini sebenarnya sudah dimulai sejak Sabtu (18/1), dan secara jadwal resmi akan berakhir sampai 18 Februari mendatang. Dari pihak SUS, menganjurkan mahasiswanya terutama yang berasal dari luar China untuk pulang ke negaranya masing-masing, dan menunggu kabar dari mereka kapan bisa kembali ke kampus SUS. Merebaknya virus corona membuat pihak kampus sampai saat ini belum memutuskan kapan akan dimulai kuliah semester 2. ANAS/RADARMAS BAHAGIA: Muhammad Aditya Prihantara didampingi ayahnya, Agung Sri Wicaksono. Setelah berdiskusi panjang dengan teman-temannya Senin (27/1) malam, Adistya dan 12 temannya asal Indonesia memutuskan pulang ke Indonesia pada hari berikutnya, Selasa (28/1). Keputusan dia pulang juga karena kekawatirannya akan virus corona yang menyebar hampir di seluruh provinsi di China, dan juga kekawatiran pihak keluarganya atas kondisi kesehatannya. "Sebenarnya tidak ada rencana mudik. Setelah ngobrol dengan teman-teman Senin (27/1) malam, karena di sana tidak ada kepastian kapan kembali masuk kuliah semester 2, mending kita pulang saja," kata dia yang sampai Cilacap Rabu (29/1). Baca Juga : Mengejar SARS Aditya mengatakan, kondisi di Shanghai, seperti di Distrik Yangpu di mana SUS berada saat ini cukup sepi. Selain momen liburan Imlek, juga ditambah wabah virus corona. Di Kota Shanghai sampai Selasa (28/1), dari informasi yang dia dapatkan sudah 80 orang terjangkit virus corona dengan 1 orang meninggal dunia. Sejak virus corona merebak, petugas medis dari Distrik Yanpu melakukan pengecekan kesehatan kepada semua warga setiap harinya, termasuk mahasiswa asal Indonesia. "Dicek suhu tubuhnya. Kalau ada gejala batuk, lemas, atau sesak nafas langsung dilaporkan untuk kemudian mendapatkan perawatan dari dokter. Alhamdulillah kami sehat semua," ungkapnya. Meski masih boleh keluar dari mess tempat tinggal, oleh pemerintah kota setempat warga dihimbau untuk tidak keluar rumah. "Kalau mau keluar wajib pakai masker," imbuh warga Gang Sembodro Jalan Arjuna, Kelurahan Gumilir, Kecamatan Cilacap Utara. Setelah memutuskan pulang, Aditya yang mendapatkan program beasiswa dari SUS setelah kuliah di Unnes Semarang Jurusan Olahraga, dan 12 kawannya langsung memesan tiket pesawat ke Bandara Soekarno Hatta (Soetta). Baca Juga : Aplikasi Matur Bupati Lebih Mudah Diakses Dirinya tidak mengalami kesulitan untuk pulang ke Indonesia. Hanya mendapatkan pengecekan suhu tubuh saat transit di Hongkong dan saat tiba di Bandara Soetta. "Alhamdulillah kami yang dari Indonesia suhu tubuhnya normal semua. Tetapi untuk yang suhu tubuhnya tidak normal dicek kembali di suatu tempat," ujarnya. Saat ini, Aditya anak dari Agung Sri Wicaksono staf Setda Cilacap ini menunggu kabar dari pihak SUS, kapan bisa kembali ke China. "Dari kampus menganjurkan untuk tidak balik dulu ke China, sampai wabah virus corona ini mereda," tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: