Jamu dan Obat Tradisional Masih Berpeluang
![Jamu dan Obat Tradisional Masih Berpeluang](https://radarbanyumas.disway.id/upload/2019/08/fgd-jamu-tradisional.jpg)
DIALOG : Salah satu pengusaha jamu menyampaikan potensi dan kendala pengembangan obat tradisional pada kegiatan FGD di Majenang, Kamis (22/8). (HARYADI NURYADIN/RADARMAS)
MAJENANG -Keberadaan jamu dan obat tradisional, masih punya peluang untuk dijadikan sebuah industri bersakala besar. Ini dengan melihat bahan baku hingga pasar luas. Demikian juga dengan kebijakan dari pemerintah yang memberikan dukungan terhadap perkembangan jamu dan obat tradisional tersebut.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala LOKA POM Wilayah Banyumas, Suliyanto, Kamis (22/8) malam kemarin saat berbicara di Focus Group Discussion (FGD) di Vila Jaringao Majenang.
"Peluang masih terbuka lebar," katanya dihadapan peserta.
Dia mencontohkan, data yang dirilis oleh Kementrian Perikanan dan Kelautan. Data ini menyebutkan ada 30 ribu jenis tanaman dan 9500 diantaranya bermanfaat. Dari dari 30 ribu itu, ada 300 jenis tanaman yang bisa dijadikan bahan obat dan jamu.
Demikian juga dengan berbagai binatang maupun tumbuhan yang ada di lautan. Salah satunya adalah rumput laut yang mencapai 555 jenis dan tersebar di penjuru Nusantara.
"Bahan baku melimpah," kata dia.
Dalam FGD bertajuk Pengembangan dan Revitalisasi OBat Tradisional Aman di Era Industri 4.0 itu, dia menyampaikan dukungan dari pemerintah melalui regulasi. Baik mendukung penelitian maupun pemasaran obat tradisional dan jamu. Salah satunya mendorong agar jamu bisa dikembangkan lagi agar menjadi obat tradisional yang teruji secara klinis.
Hanya saja, peluang ini masih ada beberapa tantangan yang menghadang perkembangan jamu dan obat tradisional. Seperti minimnya obat herbal terstandar dan terdaftar di BP POM. Demikian juga dengan kurangnya penelitan bahan obat yang bisa dipakai oleh industri hilir dan tertata baik. "Masih ada tantangan," kata dia.
Untuk itu, dia mendorong agar pengusaha jamu di wilayah eks karsidenan Banyumas bisa meningkatkan kemampuan diri. Misalnya dengan mengurus ijin hingga bisa berkembang dari skala kecil menengah menjadi industri besar.
Ditempat yang sama, Ketua Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI), Mukid menyampaikan pasar di wilayah Banyumas Raya, masih sangat besar. Terbukti dari penggunaan obat oles atau minyak angin yang mencapai 1 juta perbulan.
"Pasar dalam negeri masih sangat terbuka," kata dia.
Untuk itu dia mengajak agar mulai sekarang para pelaku jamu di wilayah tersebut harus mulai mengambil langkah nyata. Seperti menyiapkan obat tradisional yang dibutuhkan masyarakat dengan harga terjangkau. Selain itu perlu dibentuk semacam sekretaris bersama diantara kalangan pelaku jamu alami.
"Biar bisa dijadikan sarana memasarkan bersama-sama," katanya.
Dalam diskusi ini juga muncul kesepakatan bersama agar acara serupa bisa dilanjutkan. Termasuk melibatkan seluruh pihak terkait, mulai dari dinas kesehatan, lembaga pendidikan hingga kalangan apoteker. Seluruh pihak ini pada Kamis malam kemarin datang dan memberikan penjelasan dan gambaran tentang jamu dan obat tradisional.
Sementara itu, kegiatan tersebut dilanjutkan dengan sejumlah lomba pada Jumat (23/8) pagi hingga siang kemarin. Seperti tarik tambang, memanah dan lainnya. Kegiatan ini sebagai upaya dari PPJAI untuk ikut memeriahkan HUT RI. (har/adv)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: