Megatrust Cukup Tinggi, Cilacap Hanya Punya Dua Pendeteksi Gempa

Megatrust Cukup Tinggi, Cilacap Hanya Punya Dua Pendeteksi Gempa

DIGITAL : BMKG menyiapkan 170 digital seismograf untuk memantau potensi bencana gempa. NASRULLOH/RADARMAS CILACAP- Penemuan delapan titik zona gempa megathrust di Sumatera Barat belum lama ini, telah membuat resah masyarakat, terutama di daerah yang memiliki potensi gempa tinggi. Kepala BMKG Banjarnegara yang memiliki kapasitas menjelaskan gempa, Setyo Aji Prayudi menjelaskan, gempa megathrust merupakan gempa yang berasal dari zona megathrust, yaitu zona tumbukan antara lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Gempa tersebut menimbulkan daya guncang yang sangat besar. "Namun sayangnya, semua jenis gempa bumi sampai saat ini tidak dapat diprediksi dari waktu pergeserannya hingga menyebabkan gempa," ujarnya, Kamis (14/2). Dia menjelaskan, zona yang berpotensi memunculkan gempa megathrust di Jawa berada di tiga lokasi, yaitu wilayah perairan Selat Sunda, wilayah selatan perbatasan Jawa Barat, dan Jawa Tengah, serta segmen Jawa Timur-Bali. Tiga lokasi tersebut, diklaim mengalami kekosongan gempa atau seismic gap. "Zona kosong gempa tersebut menyimpan potensi gempa besar lantaran energi dari gesekan dua lempeng masih tersimpan. Bahkan Magnitudonya bisa mencapai 8,6-9 skala richter, dan menyebabkan tsunami. Dengan proses penujaman lempeng masih terjadi dengan laju 60-70 milimeter per tahun," jelasnya. Gempa megathrust dapat terjadi di semua wilayah sepanjang zona lempeng meghatrust. Sementara dalam kesiapannya, BMKG bersama pemerintah telah memasang sebanyak 170 digital seismograf yang tersebar diseluruh Indonesia. Untuk wilayah Jawa Tengahi, direncanakan akan dilakukan penambahan alat sensor gempa sebanyak 9 unit. "Sementara Kabupaten Cilacap, yang menyandang zona rawan kebencanaan tertinggi di Jawa Tengah, saat ini baru memiliki 2 alat sirine pendeteksi gempa bumi,” ungkapnya. Meski begitu, dia menghimbau masyarakat untuk tidak resah dengan sejumlah informasi kegempaan, khususnya bagi masyarakat pesisir pantai, diharapkan kedepannya memahami evakuasi mandiri jika terjadi gempa bumi dengan rentan waktu cukup lama. (nas/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: