DBD Merajalela, Kesadaran PSN Masih Rendah

DBD Merajalela, Kesadaran PSN Masih Rendah

FOGGING : Wilayah Desa Sindangsari Senin (11/2) kemarin difogging oleh petugas Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap. HARYADI/RADARMAS MAJENANG - Perkampungan warga Desa Sindangsari Kecamatan Majenang, Selasa (11/2) kemarin difogging oleh petugas Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cilacap. Langkah ini dilakukan untuk menghentikan penyebaran Demam Berdarah (DB) yang sudah mengakibatkan satu orang meninggal dunia. "Fogging dimulai jam enam pagi," ujar Kepala Puskesmas Majenang 1, Sri Wahyuni. Dia mengatakan, titik yang disasar petugas adalah komplek rumah korban dan tetangganya. Demikian juga dengan rumah penderita DB yang berada di Dusun Muktisari dan Tangjungsari. Kedua korban ini sekarang masih dalam perawatan instensif di rumah sakit. "Salah satunya kan sudah dirujuk ke Banyumas," kata dia. Pihaknya juga menggelar sosialiasi kepada warga dan tokoh masyarakat setempat. Tujuannya untuk memberikan pemahaman tentang fungsi fogging yang hanya membunuh nyamuk dewasa. Sementara pemberantasan jentik nyamuk hanya bisa dilakukan dengan membersihkan lingkungan agar terbebas dari sarang nyamuk. "Pola pikir ini yang coba kita ubah. Kalaupun harus fogging, ada syarat tersendiri. Sementara pemberantasan nyamuk secara total harus melalui PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk, red)," ungkapnya. Karena itu, pihaknya sudah menjadwal PSN secara serentak dan melibatkan seluruh warga Desa Sindangsari. Kegiatan ini diharapkan bisa memutus total pertumbuhan nyamuk di desa tersebut. Kegiatan ini direncanakan akan digelar pada 17 Februari, atau akhir pekan ini. "Nantinya massal dan serentak," jelasnya. Dia mengakui, problem pemberantasan nyamuk dari waktu ke waktu tidak pernah berubah. Dia melihat kesadaran warga belum sepenuhnya muncul. Kalaupun ada, baru sebagian kecil. Sementara menjaga kebersihan harus dilakukan secara bersama-sama. "Jangan lagi berfikir yang bersih rumah kita saja. Jalan dan tetangga dibiarkan. Tapi harus menyeluruh karena nyamuk bisa terbang dalam radius dua ratus meter," tandasnya. Sementara itu, kasus DBD di Kroya terus meningkat. Di Unit Pelaksana Teknis (UPT) Puskesmas Kroya 2 sampai Senin (11/2) ada dua tambahan yang harus dirujuk ke rumah sakit Siaga Medika Banyumas. Kepala UPT Puskesmas Kroya 2, Djoko Semedi mengatakan, dari data DBD positif per 11 Februari 2019 di wilayah UPT Puskesmas Kroya 2 tercatat jumlah kasus sebanyak 34 kasus. "Desa Mujur, Kedawung dan Gentasari terendemis," kata dia melalui Kasubbag Tata Usaha, Sutoyo, Senin (11/2). Dia menjelaskan tindakan yang sudah dilaksanakan petugas UPT Puskesmas Kroya 2 yaitu dengan melakukan penyuluhan di setiap lokasi kejadian, Penyelidikan Epidemiologi ( PE) sampaiPSN per rumah dan PSN serentak. "Tetapi nyatanya PSN tidak serentak karena belum seluruh kadus dan desa melaksanakan PSN," ungkapnya. (har/yda/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: