Tiga Korban Masih Dirawat, Penanganan DBD Bakal Dievaluasi

Tiga Korban Masih Dirawat, Penanganan DBD Bakal Dievaluasi

BUKAN SOLUSI : Fogging dinilai bukan solusi penanganan DBD. Karena fogging merupakan pilihan terakhir ketika sedang terjadi peningkatan DBD. ISTIMEWA CILACAP-Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Cilacap meningkat tajam di awal tahun 2019. Sebanyak 120 sejak awal Januari. Dua korban meninggal dunia karena DBD dalam bulan ini. Hal ini menjadi evaluasi bagi Pemkab Cilacap. Sekretaris Daerah Kabupaten Cilacap, Farid Ma'ruf mengatakan, dirinya sudah berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan dia meminta setiap camat melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara masif untuk penanganan DBD. Menurut dia, kebersihan harus ditingkatkan. Tanpa dorongan dan gotong-royong dari masyarakat, tidak mungkin Dinas Kesehatan (Dinkes) ataupun Puskesmas bisa menangani DBD sendiri. "Mudah-mudahan dua korban meninggal dunia karena DBD adalah yang terakhir. Kami harap tidak ada korban lagi," ujarnya, Minggu (10/2). Soal anggaran, dia akan segera mengkomunikasikan dengan berbagai pihak supaya di APBD perubahan bisa ditambah sesuai kebutuhan Dinkes. "Kita akan koordinasikan lagi dengan Dinkes, berapa sebenarnya kebutuhan real penanganan DBD ini. Untuk anggaran 2019 Rp 150 juta, dari TAPD saya kira sudah menghitung. Apabila kurang akan kita tambah lagi," ujarnya. Dia menegaskan, dalam alokasi anggaran tersebut tidak asal, tetapi sudah melalui perhitungan. "Sudah dihitung, ada SSH, dan lain sebagainya. Yang pasti ada standarnya," imbuhnya. Sekretaris Dinkes Kabupaten Cilacap, Nur Hidayat mengatakan, dalam penanganan DBD, fogging merupakan pilihan terakhir. Menurutnya, fogging bukan tindakan terbaik dalam penanganan DBD. "Semakin banyak fogging, nyamuk akan berevolusi, dan akan menjadi kebal. Semakin banyak fogging, semakin tidak bagus," ujarnya. Oleh karena itu, gerakan masyarakat dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), menurut dia solusi paling konkrit. Idealnya, satu rumah satu jumantik. Ada satu orang yang bertugas untuk mengecek potensi keberadaan sarang nyamuk. Dia mengatakan, nyamuk memiliki kemampuan untuk berevolusi. Kalau sebelumnya nyamuk hanya mampu berproduksi di air bersih, sekarang bisa berkembang biak di air kotor seperti di saluran air. Soal peningkatan potensi DBD, sebenarnya sudah diingatkan oleh Kementerian Kesehatan. Karena peningkatan DBD ini, bukan hanya di Kabupaten Cilacap, tetapi juga terjadi secara nasional. Musim penghujan yang cukup panjang, bisa menjadi salah satu penyebab. Menurut dia, dalam peningkatan kasus DBD di Cilacap masyarakat terlena. Mereka yang sebelumnya bukan wilayah endemik nyamuk, bersikap santai menghadapi musim hujan saat ini. "Masyarakat saya kira terlena. Misalkan, kalau dulu tidak pernah terjadi, ternyata saat ini bisa masuk ke daerah mereka," ungkapnya. Dampak banjir yang terjadi di wilayah Cilacap timur, menurut dia juga memiliki pengaruh, kenapa DBD menyerang secara masif menyerang wilayah timur. "Pokoknya sebenarnya di Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Itu yang pokok sebenarnya. Sama seperti orang sakit, lebih baik mencegah. Kalau sudah sakit, itu yang repot," pungkasnya. Sementara itu, Dinkes Kabupaten Cilacap sedang menyiapkan fogging daerah yang terkena serangan DBD. Salah satu lokasi adalah Desa Sindangsari Kecamatan Majenang. Karena sudah ada korban jiwa akibat penyakit tersebut. "Ini sudah dipersiapkan oleh dinas," ujar Kepala Puskesmas Majenang 1, Sri wahyuni, akhir pekan kemarin. Namun dia belum menjelaskan secara pasti pelaksanaan fogging tersebut. Namun dipastikan baru akan dilakukan pada pekan ini. Syaratnya, daerah yang ada korban DBD harus bersih dari jentik nyamuk. Sebab fogging akan membunuh nyamuk dewasa, bukan jentik nyamuk. Jentik nyamuk harus bersih dulu," ujarnya. Karena itu, pihaknya akan terus melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE), terutama di dekat rumah korban meninggal dunia yang ada di Dusun Muktisari. Demikian juga dengan tetangga dan rumah sekitar warga yang kini sedang dirawat akibat DBD. PE dilakukan secara berulang agar petugas bisa memastikan tidak ada lagi jentik nyamuk. Selain itu, petugas juga sudah melakukan sosialiasi kepada siswa SD 02 Sindangsari, tempat korban meninggal dunia selama ini belajar. Mereka juga memberikan sejumlah saran kepada guru dan staf sekolah tersebut. Dia mengatakan, ada tiga korban lain yang sudah dalam perawatan petugas medis. Rumah ketiga korban masih dalam radius 100 meter dari rumah korban meninggal dunia. "Rumah korban terbaru masih dalam radius," kata dia. Selain fogging, petugas juga akan menggelar PSN dan sosialisasi menyeluruh kepada warga. Seluruh kegiatan ini akan dilakukan mulai pekan ini dengan melibatkan warga, tokoh masyarakat dan perangkat desa. "Sosialisasi kita berikan kepada warga dan perangkat," tandasnya. (nas/har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: