Desa Rawan Kekeringan Terus Dipantau BPBD Kabupaten Cilacap

Desa Rawan Kekeringan Terus Dipantau BPBD Kabupaten Cilacap

MAJENANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, mengintensifkan monitoring tiga desa di Kecamatan Karangpucung. Ketiga desa ini masuk daerah rawan kekeringan, masing-masing Desa Karangpucung, Tayem dan Sindangbarang. Kepala BPBD Kabupaten Cilacap, Tri Komara mengatakan, ketiga desa ini selalu mengalami kekeringan sejak tiga tahun terakhir. Sangat mungkin kejadian tersebut akan terjadi lagi. "Kemungkinan ketiga desa ini mengalami kekeringan lagi," ujarnya melalui Kepala UPT BPBD Majenang, Edi Sapto Prihono, Jumat (6/7) kemarin. KERING : Warga mengambil air dari sumur yang sudah mulai mengering.HARYADI/RADARMAS Dia mengatakan, kemungkinan kekeringan ini akan dirasakan warga ketiga desa itu pada puncak kemarau. Sebab ancaman kekeringan saat ini belum nampak terjadi. Sumur warga dan sumber air bersih masih mampu mencukupi kebutuhan warga. "Sampai sekarang belum ada. Tapi Agustus nanti bisa terjadi," kata dia. Menurut dia, kemungkinan kekeringan di sana karena faktor tidak ada jaringan air bersih dari PDAM. Hingga saat ini, jaringan PDAM Cabang Majenang baru mampu menjangkau Kecamatan Wanareja, Majenang dan Cimanggu. Itupun tidak seluruh desa terjangkau karena sebagian berada di daerah pegunungan. "PDAM belum sampai ke Karangpucung," jelasnya. Selain memantau ketiga desa itu, petugas juga terus melihat kemungkinan kekeringan di Desa Bantar Kecamatan Wanareja, Jenang dan Sindangsari (Majenang) serta Cisalak (Cimanggu). Warga di 4 desa ini sempat mengalami kesulitan air bersih, kemarau tahun lalu. Hanya saja, sampai saat ini pihaknya belum menerima permohonan bantuan air bersih dari seluruh desa itu. BPBD sendiri memperkirakan, puncak kemarau akan terjadi pada Agustus mendatang. "Sampai sekarang belum ada yang meminita. Tanda-tanda kekeringan juga belum muncul," tandasnya. (har/din)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: