Bukit Terjal Siap Terjang 15 Rumah Dusun Bantarpanjang Cilacap

Bukit Terjal Siap Terjang 15 Rumah Dusun Bantarpanjang Cilacap

Terancam Longsor di Bawah Lereng Perbukitan CIMANGGU-Longsor di Dusun Bantarpanjang Desa Bantarpanjang Kecamatan Cimanggu pada Kamis (6/4), disusul sepekan kemudian tepatnya, Rabu (11/4), ternyata belum berakhir. Justru setelah itu, muncul ancaman baru bagi warga setempat. Setidaknya ada 15 rumah lagi yang kondisinya kini dihantui tanah longsor. Longsor susulan sangat mungkin terjadi jika hujan deras turun karena material longsor masih mudah bergerak. Bahkan, pantauan Radar Banyumas seperti tampak pada foto, longsor bisa menerjang pemukiman yang berada di bawahnya. Pemukiman itu tepat berada di bawah kaki lereng tempat longsor yang pertama dan kedua. Pemukiman ini terpisahkan dengan kampung lain dan disekat dengan aliran sungai Cikawung "Setelah kami melakukan asessmen, ada lima belas rumah yang terancam. Termasuk tiga rumah yang rusak berat akibat longsor kemarin," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencan Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kabid Kedaruratan dan Logistik, Martono, Kamis (12/4) kemarin. Dia mengatakan, ke-15 rumah tersebut masuk dalam zona atau ring 1 dan dalam radius sekitar 50 M dari lokasi tanah. Batas terakhir ancaman longsor adalah perumahan warga di tepi sungai Cikawung. Sampai Jumat (14/4) kemarin, sudah ada 4 rumah yang dikosongkan dan 3 diantaranya rusak berat karena berada dibawah tebing. Asessmen kemarin juga menunjukkan data lain berupa kemiringan tanah yang sangat terjal. Petugas BPBD memperkirakan kemiringan tanah itu mencapai 60 derajat dengan jarak antara batas atas dan bawah tebing mencapai kurang lebih 30 M. Sementara bidang lahan yang mudah bergerak antara 70 cm hingga 1 M. "Seluruh kondisi ini membuat lahan mudah sekali bergerak meski hanya hujan gerimis," katanya. BPBD kemudian meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan dengan menggelar ronda tiap malam. BPBD juga meminta keikhlasan warga pemilik pohon di puncak tebing untuk ditebang karena bisa menambah beban masa tanah. Jika bagian puncak tebin longsor maka akan meluncur deras ke perkampungan warga. "Dan kolam diatas harus dikeringkan," kata dia. Untuk sementara, warga bisa memperkuat bagian bawah tebing dengan kandi berisi tanah dan diperkuat cerucuk bambu sebagai pancang. Namun dia menegaskan, tanah untuk mengisi kandi itu harus di ambil dari luar tebing longsor. Jika diambil dari tebing, maka justru akan mempermudah terjadinya pergerakan karena lepasnya ikatan tanah. "Tanah harus ambil dari luar. Material longsor jangan diutak-atik," katanya. Sementara itu, Jumat kemarin warga bersama relawan dari Muhammadiyah Disasster Management Centre (MDMC) dan Sentral Komunikasi (Senkom). Mereka membuat saluran air diatas tebing longsor dan mengeringkan kolam. Pembuatan saluran ini agar air mengalir menuju sungai kecil di bawah tebing sisi barat. Dengan demikian, air mengalir menuju tebing longsor yang justru akan mempercepat tanah tergelincir ke bawah. Warga setempat sejak beberapa hari terakhir juga sudah mengaktifkan posko bencana. Dalam waktu dekat, posko ini juga akan dilengkapi dengan pos kesehatan yang dibangun oleh petugas Puskesmas Cimanggu 2. Petugas medis secara rutin akan stand by dilokasi dan memantau perkembangan kondisi warga. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: