Menyusuri Jejak Masjid Jami’ Wali Perkasa Karangmoncol

Menyusuri Jejak Masjid Jami’ Wali Perkasa Karangmoncol

Hampir Sama dengan Masjid Demak Usia Lebih dari 1,5 Abad dengan Mimbar dan Pilar Unik Desa Pekiringan, Kecamatan Karangmoncol memiliki perjalanan panjang sejarah bernuansa religi. Wilayah itu tak bisa lepas dari alur penyebaran agama Islam di Purbalingga. Bahkan saat ini masih ada jejaknya, yaitu Masjid Wali Perkasa yang berusia lebih dari 1,5 abad. AMARULLAH NURCAHYO, Purbalingga Dengan menempuh jarak 400 meter dari kantor Kecamatan Karangmoncol atau sekitar 10 kilometer dari kota Purbalingga, berdiri kokoh bangunan Masjid Jami’ Wali Perkasa dengan arsitektur interior yang asli. Bangunan megah dengan arsitektur khas masjid besar berada di pinggir jalan raya. Sekilas dari luar hanya terlihat seperti bangunan masjid biasa. Namun bila masuk kedalam, akan nampak empat buah pilar panjang dan penyangganya. Ditambah ada kotak mimbar (podium) unik dengan ukiran khas. Ya, keduanya memang diklaim seusia masjid. Bahkan bangunan masjid didalam dan mimbar serta pilar, hampir seusia masjid Agung Demak. Masjid dengan kapasitas 600 orang ini pada waktu-waktu tertentu dikunjungi orang dari luar daerah, seperti Jakarta, Jawa Barat, dan lainnya. Mad Rois (71) salah satu tokoh agama setempat mengungkapkan, dia sudah tidak ingat lagi cerita turun temurun terkait pendirian masjid. Ini karena usianya yang lebih dari seabad. Meski demikian, sejumlah bangunan seperti tiang dan podium masih utuh dan tidak dimakan rayap. “Paling hanya diberi cat serta dibenahi sedikit agar lebih nyaman dipandang. Mimbar juga selalu digunakan untuk khutbah dan acara-acara lain di masjid itu. Namun untuk beduk sudah lapuk,” katanya. Untuk mimbar, lanjutnya, coraknya khas ukiran tangan orang dulu. Namun Mad Rois tidak bisa membeberkan arti dari ukiran tersebut. Termasuk di salah satu pilar yang terlihat ada tulisan titik-titik. "Katanya itu Huruf Ibrani. Tapi yang penting oleh generasi sekarang masih digunakan sebagaimana mestinya untuk syiar Islam," ujarnya. Dia juga menceritakan, ukuran masjid aslinya hanya 10 meter persegi. Kemudian berkembang hingga saat ini bisa dua kali lipat lebih. Namun bagian dalam masih mempertahankan bentuk aslinya. Menurut buku Babad Purbalingga, pendiri masjid Pekiringan yaitu Wali Perkasa yang dalam sejarahnya masih terkait dengan Onje yang sama-sama memiliki masjid tua Onje. Leluhurnya adalah salah satu tokoh penyebar agam Islam di Onje yaitu Raden Liman Sujana alias Syeh Jambukarang yang hingga saat ini petilasannya di Rembang ramai dijadikan tempat ziarah. Dia ikut menegakkan tiang masjid yang miring di Demak dan Wali Songo menganugerahkan sebutan nama Wali Perkasa. Setelah ikut mendirikan masjid agung Demak, Wali Perkasa membangun masjid di Pekiringan, yang telah mengalami renovasi terakhir 2002 silam. Sampai saat ini warga sekitar masih meyakini bahwa masjid tersebut berusia hampir sama dengan masjid agung Demak. (*/sus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: