Pengungsi Mulai Terserang Penyakit Karna Air Bersih Susah Didapatkan di Sidareja

Pengungsi Mulai Terserang Penyakit Karna Air Bersih Susah Didapatkan di Sidareja

SIDAREJA-Banjir yang sudah menggenangi sejumlah desa di Kecamatan Sidareja hampir sepekan lamanya terus membuat sengsara. Tidak hanya untuk akses transportasi, tetapi juga untuk pemenuhan kebutuhan air bersih. Salah satu pengungsi, Mutiara mengaku sumur warga berubah sangat kotor pasca banjir. Karenanya, dia kerap meminta air bersih kepada warga yang menjadi pelanggan PDAM Sidareja. Langkah ini dilakukan agar mereka bisa mengkonsumsi air bersih untuk keperluan sehari-hari. "Setelah banjir, sumur pasti kotor," katanya. Karenanya, dia kerap membersihkan sumur agar terbebas dari barang-barang yang kerap masuk karena terbawa air bah. Upaya ini kerap merepotkan warga karena banyaknya barang yang masuk ke dalam sumur mereka. "Sering kerepotan," tandasnya. Selain itu, sejumlah pengungsi mulai mengeluhkan sakit. Rata-rata terserang demam, panas dan gatal-gatal. Kondisi ini terjadi karena mereka tinggal di lokasi pengungsian dan harus bersentuhan dengan air bah setiap hari. Bahkan, sebagian pengungsi harus pulang pergi antara tempat pengungsian dan rumah. Hal ini dilakukan untuk memastikan barang-barang di rumah masih aman dan tidak mengalami kerusakan. "Sudah ada yang mengeluhkan demam dan gatal-gatal. Mungkin karena tiap hari harus kena air banjir," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, Tri Kumara melalui Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Martono, Minggu (25/9). Namun demikian, gejala penyakit ini masih bisa diatasi petugas. Pengungsi rutin mendapatkan pemeriksaan kesehatan dari petugas medis Puskesmas Sidareja. "Masalah penyakit bisa diatasi oleh petugas puskesmas," katanya. Memasuki pekan kedua, katanya, genangan akibat luapan sungai Cibeureum di Kecamatan Sidareja terus berkurang. Genangan kini tersisa di Dusun Cibenon Desa Sidareja, tepatnya di belakang Puskesmas. Sisanya di pemukiman warga Desa Gunungreja. Genangan di sana masih terbilang tinggi. Bahkan di Dusun Cibenon, air didalam rumah masih sekitar 10 cm. Menghilangnya genangan ini dimanfaatkan pengungsi untuk kembali ke rumah masing-masing. Lokasi pengungsian kini hanya di aula dan mushola Koramil Sidareja. Sebagian lainnya menempati balai Desa Sidareja. "Air terus berkurang dibandingkan kemarin," ujar Namun demikian, pihaknya masih terus memantau dan menghitung jumlah pengungsi yang kerap berubah. Pasalnya, warga biasanya pulang kerumah masing-masing pada siang hari. Baru pada petang atau malam hari, mereka kembali ke lokasi pengungsian. "Kita lihat perkembangan data terakhir nanti malam (semalam-red)," katanya. Sementara itu, pantauan petugas, sepanjang siang hingga sore kemarin cuaca masih kurang bersahabat. Bahkan muncul tanda-tanda hujan akan turun dengan adanya awan gelap pada siang hari. Petugas di UPT BPBD Sidareja disiagakan karena adanya peringatan hujan pukul 15.00. Peringatan disampaikan oleh Kantor Meteorologi Semarang. Informasi ini menyebutkan potensi hujan di Kabupaten Magelang, Temanggung, Wonosobo, Purbalingga dan Banjarnegara bisa menyebar ke Cilacap. "Kita sudah dapat up date dan diperkirakan hujan turun. Ini kita waspadai," tandasnya. Sementara itu, Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Cilacap, terus mengantisipasi munculnya penyebaran penyakit pasca menyusutnya genangan banjir di Kecamatan Sidareja. Penyakit khas pasca banjir antara lain diare dan kulit yang diakibatkan buruknya kualitas air bersih akibat sumur warga tergenang. "Nah pasca banjir, biasanya muncul gejala seperti itu. Ini yang akan kita pantau dan waspadai terus," ujar Kepala DKK Cilacap, dr Marwoto. Dia memastikan, petugas medis di Kecamatan Sidareja selama banjir ini melakukan pemantauan terhadap kondisi pengungsi. Mereka juga disebar ke daerah banjir untuk melihat sarana sanitasi yang ada. Termasuk memantau sumur warga yang tergenang air bah. Jika ini ditemukan, maka akan ada tindak lanjut dari petugas saat air sudah surut. "Nanti pakai abatisasi agar air sumur kembali jernih," katanya. Saat ini, petugas puskesmas telah bekerja maksimal dalam memberikan bantuan kesehatan bagi pengungsi. Hingga memasuki pekan kedua banjir, tidak ada satupun pengungsi yang harus dirawat inap di Puskesmas Sidareja karena terserang penyakit. Petugas disana menjadi andalan DKK untuk mengatasi masalah yang dihadapi para pengungsi. "Semua bisa diatasi teman-teman di puskesmas," katanya. (har/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: