Koleksi Kaset Pita di Radio Gasebo Majenang - Masih Miliki 1500 Keping Kaset Pita Asli dari Perusahaan Rekaman

Koleksi Kaset Pita di Radio Gasebo Majenang - Masih Miliki 1500 Keping Kaset Pita Asli dari Perusahaan Rekaman

Kaset dengan menggunakan pita atau dalam bentuk compact disc (cd), sudah bisa dibilang menjadi barang antik. Kaset dengan ini sempat menjadi raja dizamannya. Mulai dari era 60-an hingga akhir 80-an. Sementara cd mulai muncul di era 90-an. Saat ini, pemilik kaset nyaris tidak lagi melirik koleksi mereka. Tidak terkecuali radio penyiaran swasta. HARYADI NURYADIN, Majenang. Lima kardus bekas air mineral dan mie instan tertata di belakang meja resepsionis. Kardus ini nampak lusuh, berdebu dan sebagian mulai menujukkan tanda-tanda berlubang. Setelah dibuka, didalamnya ada ribuan kaset rekaman. Koleksi-Kaset-Puta-di-Radio-Gasebo,-Majenang Kaset ini merupakan sisa koleksi yang dimiliki Gasebo, salah satu radio swasta di Majenang. Radio tertua di pesisir barat Kabupaten Cilacap ini masih menyimpan sisa koleksi berupa kaset maupun cd. Jumlahnya diperkirakan lebih dari 1500 keping. "Jumlahnya lebih dari seribu lima ratus," ujar Sugeng Riyadi. Dia mengakui, jumlah ini jauh berkurang dibandingkan kala kaset masih dipakai. Sejumlah kaset rusak karena selalu diputar berulang kali. Penyakit yang paling kerap muncul adalah pita putus atau keriting. Sebagian lagi hilang entah kemana. "Dulu lebih banyak. Tapi sekarang sudah tidak terawat, rusak dan hilang," ujarnya. Pemilik stasiun radio ini mengatakan, mayoritas kaset didapatkan hasil kerja sama dengan perusahaan rekaman ternama di tanah air. Sebut saja Musica Studio, Atlantis dan lainnya. Pada masa jayanya dulu, kaset ini langsung mereka terima beberapa saat setelah ada artis yang meluncurkan album baru. "Pertama kali kita pasti di kasih demo berisi lagu unggulan. Baru kaset," katanya. Pada masa itu, stasiun ini ada ruangan khusus untuk penyimpanan dan disebut dengan discotique. Ruangan ini juga ada petugas khusus yang akan menyiapkan kaset untuk mendukung program tiap hari. Sang petugas discotique akan memilih lagu berdasarkan usulan program dari penyiaran. "Acara besok, hari ini penyiar menyodorkan daftar kaset dan akan dipersiapkan oleh petugas," katanya. Bagi penyiar, penggunaan kaset pada masa itu memaksa mereka untuk cekatan, terampil sekaligus teliti. Mereka juga dituntut untuk disiplin masuk kerja. Contoh kecil adalah, penyiar harus mempersiapkan lagu yang akan diputar. Untuk itulah, mereka harus memutar terlebih dahulu di tape recorder. "Setengah jam sebelum siaran kita harus masuk untuk nyiapin lagu," ujar Lia, salah satu penyiar disana. Dia mengaku, siaran dengan menggunakan kaset memiliki tuntutan yang lebih tinggi. Pasalnya, selama siaran dia tidak bisa keluar ruangan kecuali untuk minum. Ini mengingat dia harus mengoperasikan tape recorder. Tape juga dipakai untuk menyiapkan lagu sesuai permintaan pendengar. "Lagu memang sudah kita siapkan. Tapi kadang ada pendengar yang minta lagu lain. Beda dengan sekarang yang tinggal klik di komputer," ujarnya. (*/ttg)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: