Banjir di Kawunganten Susut, 1.239 Jiwa Terdampak

Banjir di Kawunganten Susut, 1.239 Jiwa Terdampak

Pengerukan Terganjal Kemenkumham. KAWUNGANTEN - Banjir Kawunganten mulai susut. Namun demikian, warga di Desa Kalijeruk kena dampak paling parah. Dari empat RT yang tersebar di desa tersebut, RT 9 RW 3 dan RT 6 RW 3 yang masuk dusun Tegalanyar paling parah dimana puluhan rumah terendam air setinggi 2 meter. Selain itu 20 hektare sawah juga terendam air. Akses jalan satu-satunya ke desa seberang tak bisa dilalui karena Jembatan Kalijeruk menuju Kawunganten Lor tertutup luapan air Kali Ciberem. Banjir-Susut,--1239-Jiwa-Terdampak "Kami hanya bisa memanfaatkan kapal karet dari BPBD. Ada 66 KK di Rt saya. Air baru susut pada Sabtu (30/7) malam pukul 09.00 kemarin. Lumpur dirumah setinggi 1 cm. Rumah saya baru selesai dibersihkan jam 1 siang tadi (Minggu, 31/7-red)," kata Sunardi, Ketua RT 5 RW Dusun Kubang, Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten, ditemui Radar Banyumas, Minggu (31/7). Dari data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cilacap, ada 1239 jiwa terdampak banjir yang merupakan warga Desa Kalijeruk dan Kawunganten Lor. Rinciannya di desa Kalijeruk, yang terdiri dari 4 Rt, 890 jiwa dari 217 KK terdampak banjir dimana 72 diantaranya adalah balita. Sedang di Kawunganten lor, 349 warga terdampak banjir di Rt 02 dan Rt 03 yang masuk Rw 3 Kawunganten lor. BPBD sendiri telah membuat tiga sektor evakuasi yakni di balai desa, gedung sekolah dan masjid di wilayah Kawunganten Lor. Anggota DPRD Kabupaten Cilacap, Harun Ar-Rasyid yang juga warga Kawunganten Lor mengatakan banjir yang menggenangi di dua desa Kecamatan Kawunganten tersebut memukul psikologis warga. Pasalnya, banjir kerap datang saat musim hujan dan sampai saat ini belum ada solusi. Air banjir yang menggenangi dua desa kurang lebih selama 1 hari 1 malam itu, di satu sisi membuat warga was-was dan disisi lain juga menimbulkan penyakit bagi sebagian warga yakni gatal-gatal dan diare. "Di dusun Tegalanyar air baru susut tadi pagi (Sabtu, 31/7). Air terakhir yang tergenang setinggi 60 cm," katanya saat ditemui Radar Banyumas ketika puluhan pemuda Dusun Tegalsari menggelar kegiatan seni untuk amal dapur umum, Sabtu (31/7) di jalan raya Kawunganten dan Binangun. Harun juga menyatakan, pada Sabtu (30/7) siang pihak dari Balai Besar Sungai Citanduy melakukan survey lapangan di sekitar sungai Ciberem yang mengitari Desa Kalijeruk. Banjir yang terjadi di desa tersebut, juga sejumlah wilayah di Kawunganten, tak lepas dari pendangkalan yang terjadi di Laguna Segara Anakan. Sebab itu pula, pengerukan Segara Anakan dipandang penting untuk antisipasi banjir. "Hanya kabarnya pengerukan terganjal di Kemenhumham. Masyarakat pesimis bisa hidup nyaman setiap musim penghujan datang. Sedang upaya mengatasi banjir di sekitar sungai ciberem sendiri, yakni tanggul-tanggul mesti ditalud. Di Kawunganten Lor dan Tegalsari tanggul berpotensi jebol, kami ingin Pemkab Cilacap bergerak cepat terkait hal ini," imbuhnya. Seperti diberitakan, suara gemuruh seperti ombak mengalun menepis pantai didengar oleh Sunardi (53) pada Jum'at (29/7) pukul 01.00 dini hari. Dini hari itu, hujan disertai petir mengguyur Desa Kalijeruk, Kecamatan Kawunganten sejak Kamis, (28/7) dari pukul 23.00.Sunardi, Ketua Rt 5 Rw Dusun Kubang Desa Kalijeruk membatin banjir bakal datang. Ia pun merasa was-was. Apa yang ia khawatirkan benar terjadi. Pukul 01.30 air mulai menggenangi rumahnya yang tak jauh dari areal sawah. Bergegas dini hari itu, ia langsung mengemasi barang-barang berharga agar tak tergenangi oleh air yang juga membawa lumpur. Dalam hati, Sunardi teringat banjir 16 tahun silam yang merendam kediamannya setinggi 1 meter lebih. "Para tetangga juga keluar rumah. Sampai sekarang, saya masih was-was saat hujan mulai turun," (ziz)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: